Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iwet Ramadhan: Sanggul Ibu Iriana Widodo, Gaya Orang Kaya yang Mawas Tradisi

Kompas.com - 22/10/2014, 14:24 WIB
Syafrina Syaaf

Penulis

KOMPAS.com – Pada saat Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Jokowi dan Jusuf Kalla, yang telah sukses berlangsung Senin (20/10/2014) silam di Gedung MPR/DPR, sang Ibu Negara Indonesia, Iriana Widodo, tampil memukau sekaligus bersahaja dengan padu padan kebaya kutubaru oranye yang manis sekaligus sederhana.

“Dari semua keseluruhan penampilan Ibu Iriana Widodo, saya suka sekali dengan gaya sanggul sunggarnya yang sangat tradisional tapi menawan. Sebenarnya, seperti itulah sanggul jawa yang semestinya. Sebab, sekarang ini, banyak wanita yang bersanggul tapi rambut depannya di jambul atau diponi macam-macam, yang begitu itu ngawur,” urai Iwet Ramadhan, Presenter, Pengamat Busana Tradisional dan Penulis Cerita Batik.

Menurut Iwet, gaya sanggul yang sesuai aturan leluhur itu persis seperti gaya yang diusung oleh Ibu Iriana. Nah, jika ingin terlihat lebih mewah, bisa ditambahkan dengan tusuk konde bertaburan berlian, atau tretes (butiran berlian yang disematkan pada sanggul untuk memberikan kesan glamour).

Selain itu, sematan bros bertahtakan emas atau berlian juga bisa menjadi pilihan bijak untuk menyempurnakan kebaya tradisional, kutubaru, seperti yang dikenakan oleh Iriana Widodo.

“Kebaya yang benar itu bukan yang dipayet-payet bling-bling, digunting jadi asimetris di bagian bawah, yang begitu kebelenger sama pengaruh gaya busana Barat,” tegasnya.

Saat melakukan wawancara dengan Kompas Female lewat telepon, Iwet tampak begitu bersemangat memberikan komentar positif soal busana Iriana. Sebab, menurutnya, semua yang diaplikasikan oleh sang ibu negara pada busana di hari pelantikan Jokowi dan JK, sudah menaati dan menerapkan aturan berkebaya seperti seharusnya.

“Jika merasa sanggul Anda tampak polos, sematkan tusuk konde berlian supaya terlihat lebih mewah, atau seperti yang dilakukan oleh Ibu Iriana, mengenakan anting-anting emas murni. Gaya yang seperti itu, gaya orang kaya mawas tradisi. Sebab, percuma banyak uang tapi kebelenger modernisasi lalu memodifikasi kebaya pakai payet atau manik-manik, padahal yang begitu tuh salah,” ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com