Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratna Dhoemilah: Peragawati Dulu Punya Ciri Khas, Peragawati Sekarang seperti Mesin

Kompas.com - 29/10/2014, 14:26 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


KOMPAS.com –Banyak wanita terutama yang masih berusia remaja, mendambakan memiliki karier sebagai model atau peragawati. Mendapatkan sejumlah uang, kesempatan untuk keliling dunia dan mengenakan busana dari perancang favorit, merupakan beberapa hal yang diincar dan menjadi tujuan mereka yang mengejar karier sebagai model.

Namun demikian, hal tersebut tidak terjadi pada para model dan peragawati di era lampau. Sebab, tren dan cara kerja yang tercipta di waktu dahulu dan sekarang sama sekali berbeda. Alhasil, budaya kerja yang tercipta pun tak sama.

Profesi sebagai peragawati di masa lalu dan masa kini memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Mantan peragawati Indonesia di era 1970-an, Ratna Dhoemila, mengemukakan pandangannya tentang perbedaan peragawati di eranya dengan peragawati di era masa kini kepada KompasFemale.

Ratna menjelaskan, pada dasarnya seorang peragawati merupakan "boneka hidup" yang mengenakan berbagai macam busana. Dibandingkan memasang busana pada manekin, perancang busana di waktu dulu menggunakan peragawati untuk membantunya membuat busana menjadi lebih menarik perhatian pelanggan.

Berangkat dari pengalamannya sendiri, Ratna mengaku pilihan untuk menjadi peragawati bukan didasari untuk mencari pendapatan, tapi karena memang dirinya menyukai dunia mode.  Namun, hobinya tersebut tidak bisa menjadi sandaran hidup, karena penghasilan peragawati tempo dulu terbilang tidak mencukupi.

" Saya melihat peragawati sekarang beda jauh sama dulu. Di era saya dulu, tahun 1970-an, sebagian besar yang menjadi model bukan untuk cari uang, tapi karena kita senang dan hobi. Sekarang model merupakan profesi yang ada bayarannya," ujar Ratna.

Lebih lanjut, menurut Ratna, saat ini peragawati sepenuhnya hanya bermodalkan tubuh. Sebab, segala keperluan untuk memeragakan busana, seperti sepatu, aksesoris, hingga tata rias dan tatanan rambut telah disediakan. Pada masa Ratna masih aktif sebagai peragawati, dia yang harus mempersiapkan semua itu seorang diri.

"Kalau sekarang, aku bilang sudah kayak mesin. Fitting ada uangnya, latihan ada uangnya, show ada uangnya. Kalau dulu mungkin (menjadi peragawati) karena hobi, jadi kita senang saja. Ada peragaan ke luar negeri, padahal kebanyakan nomboknya daripada sekarang," papar Ratna.

Nah, salah satu hal penting yang sangat dirasakan perbedaannya antara peragawati di masa lampau dengan masa kini adalah ciri khas. Di zamannya, kata Ratna, setiap peragawati memiliki ciri khasnya sendiri, sehingga perancang busana maupun publik dapat membedakan masing-masing karakter peragawati.

Hal yang demikian, tidak dilihat oleh Ratna pada peragawati di masa kini. Saat tampil di panggung untuk memeragakan busana, kecenderungan yang terlihat adalah semua peragawati terkesan seragam, tidak ada yang menonjolkan ciri khasnya masing-masing.

"Kalau dalam kacamata saya, peragawati zaman dulu masing-masing punya ciri, jadi tampil di atas panggung tidak seperti robot, semua sama. Saya punya ciri sendiri, Enny Sukamto punya ciri sendiri. Jadi, di atas panggung masing-masing peragawati punya karakter. Mulai dari cara jalan sampai bagaimana cara berputarnya, beda. Kita enggak sama satu sama lain," jelas Ratna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com