Menurut Rod Friedman PhD, Psikolog Sosial, mengatakan bahwa berdasarkan beberapa penelitian, multitasking terbukti hanya mitos. Hal yang sebenarnya dilakukan orang-orang bukanlah bentuk kerja multitasking yang utuh, tapi melakukan berbagai pekerjaan secara bergantian dalam tempo cepat. Kondisi tersebut sebenarnya berisiko bisa menurunkan kejernihan dalam berpikir.
"Dampaknya bisa sangat serius. Berdasarkan eksperimen yang dilakukan di University of London, Inggris, ditemukan bahwa kita dapat kehilangan kecerdasan sebesar 10 poin ketika kita mengizinkan pekerjaan diinterupsi oleh distraksi-distraksi seperti memeriksa surel atau pesan singkat," ujar Friedman.
Lebih lanjut, Friedman mengungkapkan, dewasa ini banyak karyawan yang sering bekerja sembari bermain media sosial. Tak ayal kebiasaan ini pun telah menjadi rutinitas karyawan. Nah, ternyata menahan diri dari distraksi yang demikian, menurut Friedman, membutuhkan disiplin tinggi dan mental yang kuat.
"Beberapa di antara kita benar-benar harus tetap terhubung dengan klien, kolega, dan manajer. Tidak ada salahnya membatasi gangguan semacam itu. Hal-hal kecil dapat menciptakan perubahan besar," jelas Friedman.
Jadi, jelas sudah bahwa ternyata multitasking itu tidak benar. Sebab, ada harga mahal yang harus dibayar akibat kebiasaan melakukan suatu kegiatan di antara kegiatan lainnya. Nah, agar tidak mengalami penurunan kecerdasan dan gangguan mental, lebih baik ubah kebiasaan Anda tersebut. Biasakanlah untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tenggat waktu yang masuk akal. Tujuannya supaya pekerjaan selesai tanpa koreksi dan akhirnya waktu pun terpakai dengan efektif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.