Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sang Penemu Pil Kontrasepsi Ramalkan Tahun 2050 Orang Tidak Minat Bercinta

Kompas.com - 11/11/2014, 21:00 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

KOMPAS.com -- Tahun 2050 nanti, diperkirakan hubungan seksual akan benar-benar menjadi murni rekrasional, atau hanya untuk kesenangan semata. Hal ini disampaikan oleh Professor Carl Djerassi (91), seorang ilmuwan sekaligus penulis buku yang menemukan pil kontrasepsi. Jadi, seks dianggap sebatas pemenuhan hasrat bukan untuk bercinta mendapatkan keturunan.

Menurutnya, tahun 2050 nanti, baik perempuan maupun laki-laki akan memilih membekukan sel telur dan sperma mereka ketika muda, sebelum akhirnya disterilisasi. Prof Djerassi mengklaim bahwa cara ini dapat menurunkan angka tindakan aborsi, baik yang direncanakan atau tidak direncanakan.  

Dari wawancara bersama The Telegraph, Prof Djerassi  mengatakan akan muncul “Generasi Manana” yaitu generasi orangtua yang sudah berumur dan sengaja menunda keturunan. Positifnya, mereka berkemungkinan besar memiliki anak yang lebih sehat, karena hasil sel telur dan sperma mereka yang telah dibekukan saat muda.

"Perempuan yang berusia 20-an akan memilih membekukan sel telur mereka, dan menunda kehamilan. Mereka akan memilih kebebasan dengan keputusan yang profesional, atau memilih pasangan hidup yang tepat, tanpa mempedulikan tenggat waktu bilogis(kesuburan) mereka," ujarnya.

Prof Djerassi juga memprediksi bahwa banyak perempuan yang memutuskan untuk melakukan pembuahan di luar tubuh, seperti bayi tabung. Nantinya, lanjut Prof Djerassi,  hal tersebut akan menjadi hal yang lumrah dan normal di masa mendatang.

Sedangkan bagi laki-laki, Prof Djerassi menyatakan bahwa hal ini telah dimulai sejak awal ,"Sperma laki-laki yang subur telah diawetkan dan proses tersebut tidak mahal selama bertahun-tahun belakangan. Kemudian penyimpanan sperma juga bertahan selama beberapa dekade, bukan hanya tahun. Banyak laki-laki muda yang mungkin mempertimbangkan vasektomi awal, sebagai alternatif untuk pengendalian kelahiran yang efektif."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com