Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudahlah… Orangtua Jangan Lagi Bertengkar di Depan Anak!

Kompas.com - 27/11/2014, 20:00 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

KOMPAS.com  Menjalani rumah tangga bukan hal yang mudah, jika tak cerdas dalam mengatur emosi, hal-hal kecil pun bisa menyulut pertengkaran antara suami dan istri.

Nah, bicara mengenai pertengkaran dalam rumah tangga, cukup bijakkah untuk melakukannya di depan anak Anda? Menanggapi hal ini, seorang kolumnis bernama David Coleman menjawab “tergantung”.

Maksud dari jawaban Coleman adalah tergantung dari topik yang didebatkan, bagaimana argumen berjalan dan diselesaikan. Sebab, sebuah penelitan menunjukkan bahwa bayi bisa menangkap dan merekam nada bicara orangtuanya.

 Jika nada terdengar tinggi seperti sedang marah, maka hal tersebut berkemungkinan besar menyebabkan stres pada bayi di masa mendatang.

Namun, menurut Coleman, ada kalanya sebuah perdebatan di depan anak diperlukan. "Berdebat adalah hal yang alami, jadi itu juga merupakan hal yang alami bagi anak-anak untuk melihat orangtuanya berdebat sesekali. Aku percaya, ketika anak melihat orangtuanya dapat mengontrol perdebatan secara efektif, dan dapat memberikan keputusan serta harmonisasi yang baik, hal tersebut malah berguna bagi anak,” terangnya.

Coleman menyebutkan, pada dasarnya anak-anak perlu untuk melihat keseimbangan hubungan antar-orangtuanya.

"Mereka perlu merasakan adanya sebuah konflik, tetapi juga diimbangi dengan rasa cinta, kepedulian, dan interaksi yang baik," imbuhnya.

Masalahnya, banyak orangtua yang bertengkar di depan anak dengan topik mengenai cara mendisiplinkan anak. Menurut Coleman, pertengkaran dengan topik tersebut malah membuat perilaku anak-anak menjadi buruk dan agresif daripada sebelumnya.

Opini Coleman ini berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 127 keluarga di Inggris, yang sering bertengkar di depan anak mereka dan meningkatkan level agresivitas anak mereka.

"Sebuah ironi yang menyedihkan saat orangtua bertengkar di depan anak mereka tentang cara mendisiplinkan perilaku anak, sebenarnya itu malah membuat anak berperilaku lebih parah, menyebabkan jarak yang menyedihkan," urainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com