Djakarta Warehouse Project 2014 Sukses Hadirkan Festival Musik yang “Pecah” Positif

KOMPAS.com – Perhelatan akbar festival musik dance terbesar di Indonesia, Djakarta Warehouse Project 2014 (DWP 2014), sukses digelar selama dua hari berturut-turut. Semenjak hari pertama Jumat (12/12/2014) kemarin hingga Sabtu (13/12/2014) puluhan ribu penggemar musik elektronik memadati area acara yang berlokasi di JIExpo Kemayoran, Jakarta.

Pemilihan lokasi acara DWP 2014 ini terbilang lebih tepat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Luas serta daya tampung JIExpo membuat penonton lebih leluasa dalam menikmati dentuman musik dari sejumlah Disc Jockey (DJ) ternama dunia dan dalam negeri, sembari berdansa dan bersenang-senang sepanjang malam.

Pada hari pertama, barisan DJ seperti Showtek, Martin Garrix, Steve Angelo, Adventure Clube, Bondax, dan Damian Lazarus, sukses menghibur penonton lewat performa Electronic Dance Music (EDM) dengan ciri khas masing-masing. Namun, pada hari pertama, sulit disangkal bahwa sebenarnya Skrillex lah yang paling berhasil “membakar” dan “memecahkan” antusias penonton.

Masing-masing hit sang DJ pemenang Grammy ini, mulai dari Bangerang, Monster and Nice Spirits, Rampage, Voltage, Promises, dan masih banyak lagi, kian memompa semangat penonton untuk menggerakkan tubuh mereka berdansa bebas seolah langit malam yang menaungi Kemayoran bukan batasan tertinggi!

Kemudian, di hari kedua, menurut pantauan Kompas Female, jumlah penonton yang hadir tak sebanyak di hari pertama. Kali ini, barisan artis yang dikedepankan oleh DWP 2014 adalah NERVO, Above & Beyond, dan Steve Aoki. Salah satu DJ tersohor, Kaskade atau Ryan Reddon, tiba-tiba saja diumumkan batal manggung dan kemudian digantikan oleh dua DJ lokal.

Hal tersebut tentu saja mengundang kecewa banyak penggemar. Pasalnya, pembatalan yang diumumkan sendiri oleh Reddon lewat akun Twitter resmi tersebut terkesan tiba-tiba. Sejumlah penonton yang sungkan untuk dipublikasikan identitasnya mengaku kecewa dan merasa rugi bandar. Namun, mereka memilih tetap datang dan menikmati DWP 2014.

Kemudian, sajian istimewa lainnya yang diselenggarakan oleh DWP 2014 adalah panggung berkonsep Life In Color, sebuah panggung megah yang tak kalah spektakular dengan panggung utama yang berada di luar ruangan, Panggung Garuda.

Pada panggung Life In Color, penonton dapat merasakan pengalaman sensasional, yaitu berdansa sembari diguyur air warna-warni. Alih-alih merasa kesal karena sekujur tubuh mereka basah dan berubah warna, para penonton malam cenderung menggila dengan terus mendekati bibir panggung demi tumpahan air berwarna yang lebih dahsyat.

Kemudian, di akhir acara pada malam kedua, Steve Aoki menghadirkan barisan single yang berbasiskan musik EDM nan kental selama lebih kurang dua jam, hingga azan subuh menggema di sekitar JIExpo tanda pagi telah menjelang.

Melihat keseluruhan acara selama dua hari, akhirnya teringat oleh ucapan sang Brand Manager Ismaya Live, Yudha Perdana, pada jumpa pers DWP 2014 beberapa waktu lalu.

“Istilah ‘pecah’ selalu dikaitkan dengan sesuatu yang rusak dan buruk. Nah, kali ini, kita ingin DWP 2014 menghadirkan makna ‘pecah’ yang positif di mana seluruh orang bisa menikmati festival musik. Sebab, DWP 2014 bukan sebuah pesta musik yang negatif tapi sebuah pergelaran yang ingin memberikan sajian musik untuk seluruh pecinta musik,” terang Yudha, di Blowfish pada Kamis (4/12/2014) silam.