Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/03/2015, 08:59 WIB
advertorial

Penulis

Setelah mengalami proses persalinan, banyak wanita yang merencanakan diet karena merasa badan melar. Namun, melakukan diet pada masa menyusui sebaiknya dilakukan dengan tepat.

ASI diproduksi berasal dari persediaan makanan dari tubuh. Namun sayangnya ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi produksi ASI itu sendiri, dua di antaranya adalah diet dan kondisi psikis sang Ibu.

Diet terlalu ketat dan pola makan buruk dapat mempengaruhi perasaan ibu, seperti perasaan lemas berlebih, mudah lesu, dan lelah. Nah, gangguan itu yang mempengaruhi persediaan ASI dalam tubuh. Oleh karena itu, sebaiknya jalani diet sehat seimbang yang membuat perasaan sang Ibu menjadi lebih baik sehingga memberikan banyak energi dan terhindar dari stres.

Lalu, bagaimana cara diet yang benar dan aman? Jawabannya, tentu dengan pola makan yang efektif. Variasikan juga makanan yang masuk agar kebutuhan gizi dapat terpenuhi. Dan perlu juga Anda ketahui bahwa menghindari menyantap nasi juga tidak memberikan pengaruh banyak pada tubuh.

Jangan lupa juga memerhatikan kecukupan cairan dalam tubuh demi kelancaran ASI mengingat ibu menyusui tidak boleh dehidrasi. Perbanyak konsumsi air saat Anda menjalani diet agar hasilnya tetap efektif namun tidak membahayakan.

“Saat menyusui bukan berarti saatnya makan sebanyak-banyaknya demi anak. Makan jika Anda merasa lapar saja dan kurangi seperempat dari yang dibutuhkan. Hal ini pula yang menjadi kunci yang dipegang untuk penurunan berat badan setelah melahirkan," ungkap dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt., pendiri klinik lightHOUSE.

Diet tidak menghambat ASI

Bila Anda yang ingin menjalankan diet aman, Anda dapat mengikuti program penurunan berat badan untuk ibu menyusui dari Klinik lightHOUSE yaitu program lightWEIGHT. Program perununan berat badan selama 12 minggu ini dirancang khusus sesuai kepribadian dan gaya hidup dari klien dengan panduan dari tim ahli.

“Untuk ibu menyusui, program lightWEIGHT sangat saya rekomendasikan karena terapi dan penggunaan obat di klinik lightHOUSE diawasi dokter dan ahli gizi. Saya bisa menurunkan berat badan, tapi tetap bisa menyusui,” ujar Wahyu Septia Wijayanti (25), salah satu klien dari klinik lightHOUSE.

Hasilnya, ibu dari satu anak ini mengalami penurunan berat badan hingga 19,2 kg dengan kondisi produksi ASI yang tetap lancar dan tidak mengalami masalah.

Bagi Anda yang ingin mengikuti kesuksesan Septia dalam menurunkan berat badan tanpa mempengaruhi ASI, kunjungi klinik lightHOUSE yang sekarang sudah tersebar di 5 cabang di Jakarta. Klinik ini ditujukan bagi mereka yang berjuang melawan kelebihan lemak dan nafsu makan demi mencapai berat tubuh ideal dengan cara yang paling tepat.

“Kita satu-satunya klinik yang komprehensif dan melibatkan profesional di bidangnya, mulai dari ahli gizi, dokter, dokter gizi, dokter spesialis olahraga, sampai ke psikolog. Kita memiliki meal planing sampai behaviour modification, plus ada juga terapi obat, terapi penunjang lain, dan makanan,” jelas dr. Grace.

Tak hanya itu, klinik lightHOUSE pun terkenal dengan peralatan dan teknologi canggih yang dimilikinya untuk memaksimalkan hasil penurunan berat badan kliennya. Baru-baru ini, klinik ini pun memperkenalkan head-mounted display pada kliennya untuk mengatasi masalah kontrol diri pada pola makan.

Selama lebih dari satu dekade, klinik lightHOUSE membantu klien menurunkan berat badan. Berbagai program diet tersedia dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda. (Adv)

Artikel ini disponsori oleh lightHOUSE

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com