Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Manajemen Stres Bagi Ibu Bekerja yang Menyusui

Kompas.com - 16/03/2015, 09:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

KOMPAS.com - Bagi sebagian besar ibu, menyusui buah hati dengan ASI adalah hal yang penting dan utama. Sebab, ASI terbukti memiliki beragam manfaat bagi kesehatan dan sistem kekebalan tubuh bayi. Di samping itu, aktivitas menyusui buah hati ampuh meningkatkan kedekatan emosional antara orang tua dengan anak. 

Para ibu yang bekerja namun masih harus menyusui terkadang merasa kerepotan karena kedua hal tersebut sama-sama penting untuk dilakukan. Mia Sutanto, Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) mengungkapkan, para ibu yang bekerja memang cenderung rentan terjangkit stres yang mampu menghambat pemberian ASI bagi buah hati. 

"Produksi ASI sehari-hari memang sifatnya fluktuatif. Seperti diketahui, produksi ASI memang paling banyak di pagi hari, kemudian menurun di sore harinya. Hal tersebut memang wajar karena siklusnya memang seperti itu. Namun, faktor stres bisa menghambat produksi dan lancarnya ASI untuk keluar," terang Mia kepada Kompas Female di sela-sela acara Grab Taxi #WanitaInspiratif di Grand Indonesia Shopping Town.

Oleh karena itu, Mia menekankan pentingnya mengatasi stres bagi para ibu yang bekerja agar ASI tetap dapat diproduksi dengan baik. Namun demikian, ia tidak memiliki kiat spesifik tentang cara mengurangi stres tersebut. Sebab, setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk menangani stres yang dihadapi, misalnya dengan beralih pada tempat yang tenang atau mendengarkan musik. 

"Hanya seorang ibu yang tahu cara mengatasi stres yang mereka hadapi. Sekarang ini banyak metode untuk menanggulangi stres. Seorang ibu bisa mencari cara yang paling efektif dan cocok untuk dijalankan," ujar Mia. 

Mengenai penggunaan pompa ASI atau breast pump, Mia mengatakan kebanyakan para ibu yang bekerja tidak masalah menggunakan alat ini. Sebab, untuk memerah ASI, para ibu dapat melakukannya dengan metode perah tangan atau dengan menggunakan pompa.

"Yang tidak disarankan itu pompa ASI yang bentuknya seperti terompet, karena sulit dibersihkan dan tekanannya sulit diatur. Kalau tekanan terlalu kencang, kadang akan mengakibatkan trauma berupa luka di payudara. Kita menyarankan pada para ibu juga untuk belajar memerah ASI menggunakan tangan, sebab kerap para ibu menjumpai hal tak terduga seperti pompa tertinggal atau baterai pompanya habis," tukas Mia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com