Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Sering Berikan Hadiah, Anak Tumbuh dengan Sifat Matrealistis

Kompas.com - 29/03/2015, 10:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

KOMPAS.com - Sebagai orangtua tentunya bangga apabila buah hati berhasil mencetak prestasi maupun nilai yang bagus. Tak sedikit orangtua yang mengekspresikan rasa bangga mereka pada sang buah hati dengan memberikan sejumlah hadiah. Tujuannya untuk memacu semangat dan meningkatkan prestasi anak.

Ternyata, cara tersebut tidak selalu benar. Sebab,  memberikan berbagai hadiah kepada anak tidak selalu berdampak baik. Menurut studi yang dipublikasikan dalam Journal of Consumer Research, sikap orangtua yang sering memberikan hadiah pada anak memberikan dampak buruk saat anak mulai beranjak dewasa.

Para peneliti dari University of Missouri dan University of Chicago, Amerika Serikat, mensurvei 701 orang dewasa. Beberapa pertanyaan pun diajukan, seperti kehidupan mereka saat kanak-kanak dan saat tumbuh sebagai orang dewasa. Para partisipan menjawab pula pertanyaan tentang penghargaan dan hukuman (reward and punishment) yang mereka terima ketika duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah.

Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang menerima hadiah materi atau sekedar ungkapan cinta dari orangtua sebagai apresiasi atas perilaku baik, cenderung tumbuh sebagai orang yang materialistis dan menilai materi di atas segalanya.

"Orangtua tidak ingin anak mereka menggunakan materi untuk mendefinisikan penilaian diri atau menilai orang lain, namun kadang materi juga digunakan oleh orang tua untuk mengekspresikan kasih sayang mereka," tulis para peneliti dalam laporannya.

Para peneliti menyatakan, cara didik demikian akan membuat anak tumbuh dengan rasa kagum akan barang-barang mahal. Selain itu, anak juga akan menilai kesuksesan dari barang-barang yang dimiliki.

Lalu, bagaimana seharusnya orang tua mengapresiasi kesuksesan anak? Para peneliti menganjurkan agar orangtua dapat meluangkan waktu untuk bersama anak. Waktu bermain atau sekedar memberikan respon yang positif akan berdampak lebih baik bagi anak. "Anak akan mengerti bahwa tindakan mereka dapat membuat orang lain bahagia," ungkap tim peneliti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com