Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/04/2015, 11:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


KOMPAS.com -
Usia anak-anak adalah periode yang penuh dengan aktivitas guna mendukung tumbuh kembang yang baik. Selain nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh, anak-anak juga memerlukan beragam aktivitas untuk mendorong gerakan motoriknya, misalnya dengan bermain dan berolahraga. 

Para orang tua tentu senang ketika buah hati mereka aktif dan lincah dalam beraktivitas, seperti berlari, melompat, dan ragam kegiatan gerak lainnya. Namun bagaimana bila aktivitas tersebut menjadi tidak terkendali dan anak susah untuk dihentikan? Apakah anak seperti ini termasuk anak hiperaktif? 

"Anda boleh mengatakan anak Anda aktif. Akan tetapi, jangan langsung mengatakan bahwa dia ini hiperaktif," jelas dokter spesialis anak DR Dr Ahmad Suryawan SpA(K) yang dijumpai pada acara talkshow Happy Tummy Council "Saluran Cerna Sehat, Bekal Anak Cerdas" di Hotel Mandari Oriental, beberapa waktu lalu 

Dokter yang akrab disapa dr Wawan ini memaparkan, anak yang aktif bisa menjadi hiperaktif atau malah menjadi normal. Oleh karena itu, orang tua harus mampu membedakan kemampuan dan keaktifan anak tersebut. Bisa jadi, anak Anda berkemampuan dan aktif, namun orang tua belum memfasilitasi kemampuan dan keaktifan anak selebar-lebar kemampuannya.

Senada dengan pernyataan dr Wawan, psikolog Rini Hildayani MPsi mengungkapkan, anak yang aktif berbeda dengan anak yang hiperaktif. Anak yang aktif, menurut Rini, bisa bertujuan dan tidak bertujuan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk dapat mengarahkan anak dalam menyalurkan keaktifannya tersebut.

"Orang tua bisa mengarahkan keaktifan anak ini agar bertujuan. Misalnya dengan melakukan aktivitas bersama. Oleh karena itu, salah satu pola pengasuhan anak adalah dengan meluangkan waktu yang banyak untuk anak, sehingga orang tua bisa melakukan kegiatan bersama anak untuk mendukung fisik dan psikologinya," terang Rini.

Dr Wawan pun menambahkan, penting bagi orang tua untuk meningkatkan kemampuan, kepedulian, dan pengetahuan tentang anak sedini mungkin, bahkan sejak awal masa kehamilan. "Pengetahuan itu penting. Saat hamil, periksakan serutin mungkin, dan jangan lupa untuk mengonsumsi gizi yang baik. Hal tersebut berguna untuk pengasuhan yang baik ke depannya," ujar dr Wawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com