Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naas, Wanita Ini Harus Menikah dengan Pria yang Melecehkannya

Kompas.com - 10/04/2015, 13:48 WIB
Silvita Agmasari

Penulis


KOMPAS.com
— Kisah pilu terjadi pada perempuan asal Afganistan yang disebut dengan nama Gulnaz (bukan nama sebenarnya). Saat berusia 16 tahun, Gulnaz diperkosa oleh suami dari sepupunya sendiri. Alih-alih mendapat keadilan dari peristiwa tragis yang dialami oleh Gulnaz, perempuan malang ini harus menikahi si pelaku yang telah melecehkan dirinya.

Setelah kejadiaan pemerkosaan tersebut, Gulnaz diasingkan oleh saudara lelakinya karena dianggap membuat malu keluarga. Akibat dari kejadiaan pemerkosaan tersebut, Gulnaz mendapatkan dirinya hamil. Nasib naas Gulnaz tak berhenti sampai di situ, pengadilan setempat menjatuhkan hukuman dua tahun penjara dengan tuduhan zina.

Merasa tidak diperlakukan dengan adil, Gulnaz pun mengajukan banding. Namun, bukan keadilan yang diperoleh, hukuman penjara yang harus dihadapi Gulnaz malah bertambah hingga 12 tahun.

Kemudian, pengadilan setempat menyarankan kepada Gulnaz, jika ingin mendapat keringanan hukuman maka dia harus menikah dengan si pelaku pemerkosaan.

Dalam wawancaranya bersama CNN, Gulnaz mengatakan, alasan dia mau menikahi pemerkosanya yakni agar anak perempuannya dapat hidup layak tanpa menanggung malu.

"Aku tak mau menghancurkan hidup anak perempuanku. Jadi aku setuju untuk menikah dengannya. Kami masyarakat yang sangat tradisional. Ketika nama kami buruk, lebih baik kami mati daripada hidup dengan nama itu di masyarakat," terang Gulnaz.

Saat ini Gulnaz telah menikah selama dua tahun dengan pemerkosanya dan telah memiliki tiga orang anak dari pernikahan tersebut. Suami Gulnaz, sekaligus pelaku pemerkosaan, mengatakan, "Berdasarkan tradisi kami, jika aku tak menikahinya, dia tak akan dapat hidup normal dalam masyarakat. Kakaknya tak mau menerimanya kembali. Sekarang, dia tak lagi memiliki masalah tersebut."

Si pelaku pemerkosaan yang juga suami dari sepupu Gulnaz sekarang memiliki dua istri dan lima orang anak.

Peristiwa yang dialami oleh Gulnaz ini jelas memperlihatkan bahwa diskriminasi, kekerasan, dan pelecehan perempuan di Afganistan masih sangat tinggi. Kondisi ironis ini sangat bertentangan jika melihat jumlah perempuan Afganistan yang menjadi anggota parlemen dan anggota dewan legislatif terus meningkat setiap tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com