Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/08/2015, 12:05 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


KOMPAS.com -
Coba Anda ingat-ingat, apa saja kegiatan yang Anda lakukan semasa kanak-kanak? Tentu, sebagai anak-anak, kegiatan yang rutin dilakukan adalah bermain dan belajar. Sehingga, ada baiknya Anda sebagai orangtua tidak melarang buah hati Anda untuk bermain. Sebab, kegiatan bermain memiliki serangkaian manfaat untuk perkembangan diri anak.

Menurut psikolog anak Vera Itabiliana Hadiwidjojo Psi, bermain dan belajar memang merupakan kegiatan yang harusnya secara alamiah dilakukan oleh anak-anak. Malah Anda perlu khawatir dan berkonsultasi kepada psikolog apabila buah hati Anda tidak bermain. Meski begitu, Vera menyarankan pada orangtua agar mampu mengarahkan kegiatan bermain anak menjadi sesuatu yang bermanfaat.

"Dunia anak adalah dunia bermain, itu sudah merupakan kodratnya. Sekarang bagaimana orang-orang di sekitar anak dapat memanfaatkan aktivitas bermain itu supaya bermanfaat. Karena bermain membuat anak bahagia dan merupakan aktivitas yang bebas, tidak ada aturan, dilakukan secara sukarela dan dengan emosi yang positif," ujar Vera pada acara bincang bertajuk Pentingnya Bermain Sambil Belajar bagi Perkembangan Anak, Kamis (30/7/2015) lalu.

Vera memaparkan beberapa manfaat bermain bagi anak. Bermain, jelasnya, mampu mengasah ketajaman sensoris dan kemampuan motorik anak. Selain itu, bermain juga mampu meningkatkan kreativitas, mengembangkan imajinasi, melatih sosialisasi, mengasah kecerdasan emosi, dan melatih kemampuan bicara. Selain itu, aktivitas bermain pun dapat memungkinkan terjadi whole-brain learning atau proses kerja otak kiri dan kanan secara bersamaan.

Vera menyarankan orangtua untuk dapat memanfaatkan pula aktivitas bermain anak sebagai salah satu sarana untuk belajar. Karena otak kiri dan otak kanan bekerja saat anak bermain, maka materi pelajaran akan dengan mudah terserap oleh anak. Selain itu, imajinasi anak pun akan berkembang dan muncul perasaan senang. Dengan bermain, jelas Vera, anak akan lebih mudah pula memahami hal-hal yang sifatnya abstrak.  

"Bermain itu penting bagi proses belajar, karena bermain memungkinkan terjadinya whole-brain learning yang melibatkan otak kiri dan otak kanan serta mengembangkan pemikiran abstrak anak. Bermain juga memanjangkan rentang perhatian anak, karena ketika bermain anak merasa senang sehingga betah dengan apa yang tengah dilakukan," jelas Vera.

Oleh sebab itu, mulai sekarang cobalah untuk tidak terlalu melarang anak untuk bermain selama masih bersifat positif. Sebagai orangtua, Anda patut memonitor dan mengarahkan jenis permainan apa yang sesuai untuk anak seusianya. Sehingga, anak dapat bermain dengan riang, dimana sekaligus dapat menciptakan perkembangan otak dan dirinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com