Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lelah Diejek, Wanita Ini Membuat Tato di Atas Kelainan Warna Kulitnya

Kompas.com - 29/08/2015, 21:00 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

KOMPAS.com - Tiffany Posteraro (24) rasanya lelah harus menghadapi hinaan dan ejekan dari orang-orang yang tak ia kenal karena kondisi kulitnya. Akibat vitiligo, kulit Posteraro memang tak seperti kulit orang normal pada umumnya.

Warna kulit yang tak merata membuat pola bewarna putih di beberapa bagian permukaan kulit terlihat jelas. Akibat pola pada kulitnya tersebut, Posteraro seringkali di panggil "sapi", "dalmatian", dan "korban terbakar". Kalimat tersebut tentunya sangat menyakitkan hati Posteraro.

Ia bercerita bahwa ketika berusia tujuh tahun dirinya menyadari terdapat bintik putih disekitar lututnya. Tak berapa lama bintik putih ini pun menyebar, hingga terlihat di pinggang dan bagian tubuh lain. Posteraro yang masih berusia sangat muda, merasa sangat frustasi dengan keadaan kulitnya.

"Aku menunjukkannya pada orangtuaku, namun mereka berpikir bahwa itu mungkin hanya bekas luka biasa saja. Anggota keluarga sama sekali tak berpikir kalau hal ini merupakan sebuah kelainan," kenang Posteraro. Ia dan keluarganya juga tak berkunjung ke dermatologis atau dokter karena mereka berpikir bahwa keadaan kulitnya tersebut tidak menunjukkan keanehan.

COSMOPOLITAN.CO.UK Tiffany Posteraro (24) rasanya lelah harus menghadapi hinaan dan ejekan dari orang-orang yang tak ia kenal karena kondisi kulitnya.

Sampai akhirnya ketika ia sedang berbelanja bersama ibunya, ada seseorang yang mengajaknya berbicara dan menjelaskan bahwa ia mengidap vitiligo, dimana merupakan kondisi kulit langka yang menyebabkan kulit tubuh kehilangan pigmen. Posteraro akhirnya bersyukur karena ia kini tahu apa masalah sebenarnya yang menyerang kulit tubuhnya.

Namun perjuangan Posteraro tak sampai di sana. Mengidap vitiligo di usia yang sangat muda membuatnya rentan untuk menjadi korban bullying. "Aku mencoba segala hal untuk menutupinya. Termasuk melakukan teknologi pewarnaan kulit coklat gelap dan menggunakan berbagai foundation yang sangat kuat untuk menutupi bekas luka," ceritanya.

Lelah bersembunyi dari vitiligo-nya, akhirnya Posteraro memutuskan untuk melakukan langkah besar, yakni menato kulitnya dengan tulisan, "It's called Vitiligo (Ini disebut Vitiligo)."

Posteraro berkata, "Mengapa aku harus menyembunyikan diriku yang sesungguhnya? Hal ini sungguh melelahkan." Posteraro mengaku, dengan tato barunya ia merasa lebih bebas untuk melakukan apa saja dan orang-orang menjadi lebih belajar mengenai kelainan yang dideritanya. Posteraro ingin menghilangkan stigma buruk yang berkembang di masyarakat mengenai vitiligo.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com