Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/01/2016, 17:41 WIB
Reza Pahlevi

Penulis

KOMPAS.com - Membuat videoklip pendek untuk pra-pernikahan atau pre-wedding sudah jadi tren bagi banyak calon pasangan suami-istri sebelum mengikat janji suci pernikahan. Selain untuk kenangan-kenangan, video pra-pernikahan juga bisa diputar saat berlangsungnya resepsi pernikahan.

Banyak kreasi bisa menjadi inspirasi untuk video pre-wedding, mulai gaya kasual, eropa, ataupun tradisional. Era tertentu juga bisa dijadikan alternatif ide, seperti videoklip gaya "jadul", pelesetan "zaman dulu". 

Gaya vintage biasanya menggunakan dominasi warna pastel. Percampuran antara warna-warna cerah dan putih—dasar pembentukan warna pastel—menghasilkan warna yang lebih kalem dan lembut. (Baca juga: Busana Hitam Putih untuk "Pre-wedding" Gibran dan Selvi)

Namun, untuk mendapatkan video pre-wedding yang bakal menjadi pengingat momen penting pernikahan, ada sejumlah persiapan harus dilakukan. Berikut ini beberapa tips yang bisa jadi pengingat persiapan:

 
1. Alur Cerita

Calon pasangan suami-istri hampir pasti bakal sibuk merangkai-rangkai alur cerita untuk video ini. Untuk menyederhanakan pembuatan alur, pengalaman pertama bertemu calon suami atau istri bisa menjadi pilihan. Kisah-kisah percintaan romantis juga boleh ditengok untuk ide alur cerita.

 
2. Lokasi

Usai membuat alur cerita, hal berikutnya harus disiapkan adalah lokasi pengambilan gambar. Outdoor ataupun indoor sebenarnya sama saja, selama hal itu cocok dengan alur cerita yang sudah disepakati dan dibuat. (Baca juga: Tiga Desain Interior yang Akan Jadi Tren Tahun 2016)

 
Namun, jika memilih lokasi luar ruangan, pastikan memeriksa bangunan atau interior yang akan turut tersorot kamera. Sebaliknya, kalau memilih lokasi di dalam ruangan, ornamen pada desain interior ruangan adalah detail yang mutlak diperiksa untuk menyesuaikan tema dan alur cerita.
 
Untuk tema vintage, kawasan di sekitar Museum Fatahillah atau kafe-kafe di kota lama Jakarta bisa jadi lokasi pas. Interior di dalam bangunan di kawasan itu pun mendukung. Alternatif lain, bisa dilirik kawasan Cikini di Jakarta Pusat. (Baca juga: Mau "Pre-Wedding" di Balai Kota? Gratis!)
 
3. Busana

Untuk menjadikan video pre–wedding lengkap, pilihan busana yang tepat akan menjadi sentuhan manis. Dengan busana old look dari tema vintage, misalnya, motif bunga, polkadot, garis-garis, dan warna-warna polos bakal bertebaran.

Untuk detailnya, bisa juga ditambahkan kerah bulat dengan pita. Selain itu, warna-warna cerah dari busana yang dipilih merupakan penentu dari semeriah apa tampilan video itu nanti.

 
4. Alat

Sudah punya alur cerita, lokasi, dan pilihan busana, jangan lupa mempersiapkan peralatan yang tepat pula. Pilihan peranti video, misalnya, pastikan sudah mengadopsi teknologi terbaru agar rekaman berumur panjang dan tak ketinggalan zaman.

Teknologi video sekarang sudah melompat ke level 4K, dengan kualitas satu tingkat di atas full high definition (HD) dan jelas melampaui HD. Warna-warna natural akan terekam lebih alami memakai peranti ini.

Minimal, butuh kamera DSLR, beberapa jenis lensa (fix, zoom, dan tele), slider, monopod, dan lighting. Alat-alat tersebut diperlukan untuk memastikan kualitas gambar prima dari video itu.

 
5.  Color grading

Hal penting lain adalah color grading alias proses pewarnaan sebuah klip atau film. Tujuannya mendapatkan warna hasil akhir rekaman sesuai konsep alur cerita. Dalam hal ini, proses pewarnaan yang cocok untuk video pre-wedding bertemakan tempo dulu ialah warna cerah atau hitam putih.

Namun, pewarnaan akhir yang ciamik akan terasa ketika semua tahap dan prosesi pernikahan usai, yaitu saat video itu diputar lagi dan lagi. Bila semua persiapan, pengambilan gambar, dan pengeditan akhir berjalan sesuai rencana, video itu semestinya tak bakal cepat usang.

Untuk mengoptimalkan pengalaman menontonnya, tinggal memilih layar monitor atau televisi yang punya teknologi mumpuni. Tak setiap warna bisa tampil sebagaimana aslinya atau sesuai keinginan saat color grading.

 
Layar dengan dukungan teknologi ramah warna, seperti Panasonic Viera, bisa jadi pilihan. Selain sudah mengadopsi teknologi 4K, televisi ini memiliki teknologi hexa chroma drive berbasis enam warna dasar. (Baca pula: Mengenal Teknologi Televisi 4K)

Paduan warna merah, hijau, biru, cyan, kuning, dan magenta dari teknologi berstandar studio film global tersebut memungkinkan warna dalam video tampil lebih cerah dan natural. (Baca juga: Setelah 2016, Tak Ada Lagi Aurora Borealis?)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com