Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Terperangkap dalam Pernikahan Sarat Kekerasan

Kompas.com - 09/05/2016, 19:01 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

KOMPAS.com -- Menikah adalah sebuah keputusan besar dalam hidup. Menurut psikolog sekaligus salah satu pendiri yayasan Pulih, Livia Iskandar, kebahagiaan seorang wanita 90 persennya dipengaruhi oleh keputusannya dalam memilih pasangan hidup.

Sebab, menurut data dari Komnas Perempuan menunjukan jika setiap hari ada 35 wanita Indonesia yang mengalami kekerasan, dan satu dari tiga kekerasan terhadap wanita dilakukan oleh pasangannya sendiri.

Livia, dalam acara peluncuran kampanye #MulaiBicara dan #TalkAboutIt yang diselenggarakan oleh Magdalene, Lentera Indonesia, dan Binus University di Fx Mall, Jakarta, beberapa waktu lalu, menyarankan, para wanita muda untuk tak dibutakan oleh cinta dan mempertimbangkan betul calon pasangan hidup semasa pacaran.

"Saat pacaran lebih mudah melakukan intervensi. Paham akan hak dan hubungan yang sehat," ungkap Livia. 

Dia mengatakan, ketika masa pacaran dipenuhi dengan intimidasi seperti sifat yang posesif, sebenarnya hubungan sudah tak sehat.

"Banyak perempuan muda yang berpikir ini karena cinta maka posesif. Padahal, nanti setelah menikah...," ungkap Livia dilanjutkan dengan tertawa.

Alarm bagi para wanita muda adalah ketika melihat pasangan tak menghormati privasi dengan memata-matai segala kegiatan termasuk di media sosial. Kemudian, memaksa bertanya dan emosi bila tak dijawab, juga tak memperbolehkan pergi ke suatu tempat.

Sementara itu, kesalahan utama para wanita muda adalah saat memiliki pasangan dengan "alarm" di atas, wanita muda justru masih berkompromi dan berpikir bahwa pasangan dapat berubah.

"Jangan mau jadi martir. Bisa berubah sedikit tapi tak ada perubahan yang ekstrim," ungkap Livia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com