Riset: Ekspektasi Etika Berdampak Buruk pada Wanita

KOMPAS.COM -- Banyak orang mengira bahwa wanita akan lebih sering bertindak etis daripada pria. Walaupun sterotip ini dapat dibilang positif; namun dalam situasi pekerjaan, hal ini bisa berdampak buruk, terutama bila seorang wanita melakukan tindakan yang diangap tidak etis.

Seorang sosiologis dari University of Pennsylvania, Mary-Hunter McDonnell, ingin menyelidiki efek stereotip tersebut pada wanita.

Dia bekerjasama dengan Jessica Kennedy dari Vanderbilt University dan Nicole Stephens di Northwestern University dalam melakukan sebuah eksperimen yang melibatkan sejumlah volunter.

Mereka meminta volunter menentukan hukuman penjara untuk sebuah kasus fiktif. Dalam kasus tersebut, seorang administrator rumah sakit secara sengaja mengisi laporan asuransi dengan data yang salah.

Walaupun detail kasus yang diberikan sama, setiap volunter akan mendapatkan pertanyaan dengan salah satu jender administrator, wanita atau pria.

Mereka menemukan bahwa hukuman yang direkomendasikan oleh volunter untuk pria adalah sekitar 80 hari, sedangkan untuk wanita 130 hari.

McDonnell kemudian membandingkan hasil penelitiannya dengan 500 kasus nyata dimana seorang pengacara menghadap pada Asosiasi Hukum Amerika.

Dia menemukan hal yang serupa. Dalam 500 kasus tersebut, wanita memiliki 35 persen kemungkinan untuk dicabut izinnya sedangkan pria memiliki 17 persen untuk menerima hukuman yang sama.

Jadi, dengan adanya ekspektasi etika yang lebih tinggi, wanita juga menghadapi penalti yang lebih tinggi ketika mereka bertindak tidak sesuai ekspektasi.