Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/12/2016, 20:34 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

KOMPAS.com –- Ketika anak-abak masih belum duduk di bangku sekolah, terutama di usia nol hingga lima tahun, mereka terlihat sangat lucu dan membuat orangtua tidak tahan untuk berhenti menyentuh atau mencium.

Hal ini sangat berbeda ketika anak memasuki usia remaja.

Di usia ini, seringkali anak merasa enggan untuk diberikan sentuhan sayang seperti ciuman atau pelukan dari orangtuanya.

Hal ini lumrah terjadi pada remaja, ucap Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psikolog Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI).

Pada usia remaja, mereka tidak ingin lagi terlihat sebagai anak yang manja kepada orangtuanya, bahkan mereka akan merasa risih jika Anda terlalu memperlakukannya seperti anak kecil.

Akan tetapi, hal ini bukan berarti sentuhan orangtua, terutama ibu, bisa hilang begitu saja.

Sebab, anak remaja pun sebenarnya masih membutuhkan sentuhan tersebut.

“Menjadi remaja bukan berarti hilang, orangtua jangan terjebak dengan periode remaja dan hadirkan lagi sentuhan dari orangtua,” ungkap Vera dalam acara kampanye Nivea #PSILOVEMAMA yang diadakan beberapa waktu lalu di Jakarta.

Jika pada saat anak-anak usia balita Anda sering menyentuh mereka, maka jangan salah, saat usia remaja pun mereka masih membutuhkan sentuhan tersebut.

Maka dari itu sebaiknya, jangan abaikan kekuatan dari sentuhan ini. Saat mereka sudah remaja, sentuhan orangtua bisa mengembalikan anak kepada rasa kenyamanan yang dirasakannya saat kecil.

Selain itu, hal ini juga ditekankan Vera berguna dalam mengurangi stres pada remaja.

Menurut dia, beranikan diri untuk menyentuh anak yang di usia remaja. Sebab kontak fisik ini tetap perlu. Setidaknya Anda bisa mengusap atau memegang dahi mereka ketika sedang sakit karena hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang bermakna lebih bagi anak. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com