Sarung Jokowi Jadi Bahasan di Rapat Perancang Indonesia

KOMPAS.com — Ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun pesawat dengan menggunakan sarung dan jas, segenap perancang busana Indonesia Fashion Chamber (IFC) bersorak gembira.

Bagaimana tidak? Pilihan mode Jokowi tersebut seperti memantapkan kampanye IFC selama enam tahun terakhir yang ingin mengangkat sarung menjadi busana nasional orang Indonesia, Sarung is My New Denim.

Ali Charisma, perancang busana Indonesia dan National Chairman IFC, mengangkat hal ini dalam konferensi pers January Board Meeting 2017 yang digelar di Clove Garden Hotel & Residence, Bandung, Selasa (10/1/2017).

Dalam rapat tahunan yang dihadiri oleh 117 perancang busana Indonesia tersebut, Ali mengatakan, semoga dengan Bapak Presiden memakai sarung, hal itu bisa memengaruhi yang lain juga bahwa sarung bisa dipakai oleh pria dan wanita dalam berbagai gaya.

Dina Midiani, perancang busana Indonesia dan penggagas kampanye tersebut, berpendapat serupa.

“Mudah-mudahan dengan Pak Jokowi pakai sarung itu bisa menjadi contoh bahwa sarung pantas untuk dipakai ke acara resmi kenegaraan. Berarti, kenapa kita tidak ikut memopulerkan sarung?” katanya.

Dia mengakui bahwa hingga kini, sarung masih dicap ndeso, hanya dipakai oleh santri dan ibu-ibu, atau untuk ke pantai saja.

Oleh karena itu, PR berikutnya untuk perancang Indonesia adalah mengubah anggapan tersebut dan menjadikan sarung sebagai busana kaum Indonesia modern.

Lalu, Dina juga menyampaikan kesediaan semua anggota IFC untuk merancangkan sarung yang sesuai bagi Jokowi.

“Pastinya, untuk Pak Jokowi gayanya harus lebih elegan dan karismatik karena beliau kan pemimpin,” ujarnya.

Anggota IFC yang memakai sarung dalam January Board Meeting 2017.