Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wow, Inilah Peran Sarung dalam Sejarah Indonesia

Kompas.com - 11/01/2017, 15:03 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com — Salah satu kampanye yang rutin diusung oleh Indonesia Fashion Chamber (IFC) adalah Sarung is My New Denim.

Oleh karena itu, mereka pun bergembira ketika Presiden Joko Widodo difoto menggunakan sarung saat turun dari pesawat.

Hal ini menegaskan bahwa sarung, kain yang diikat dan dapat ditemukan hampir di seluruh Nusantara, bisa menjadi pilihan mode kaum Indonesia modern untuk berbagai acara.

Lalu, dari manakah persepsi bahwa sarung itu sesuatu yang kuno, kolot, dan ndeso?

Penggagas kampanye tersebut dan dewan penasihat IFC, Dina Midiani, menjelaskan sejarah sarung di Indonesia usai konferensi pers January Board Meeting 2017 yang diadakan di Clove Garden Hotel & Residence, Bandung, Selasa (10/1/2017).

“Sarung ini awalnya visi dari budaya lama,” ujarnya.

Dina bercerita bahwa pada masa sebelum kemerdekaan, ada gerakan dari kelompok-kelompok muda yang memakai sarung sebagai bentuk perlawanan pada penjajah dan budaya Barat.

Pada masa penjajahan tersebut, sebenarnya orang-orang Belanda juga sangat suka memakai sarung karena sesuai dengan iklim tropis Indonesia.

Akan tetapi, untuk membedakan derajatnya dengan masyarakat Indonesia, pemerintah Belanda pun membuat aturan bahwa sarung hanya boleh dikenakan saat sakit.

Sayangnya, usai kemerdekaan, sarung mulai ditinggalkan oleh kaum nasionalis yang hanya mau memakai pecinya saja, dengan santri sebagai mayoritas penggunanya.

Akibatnya, kata Dina, sarung pun menjadi busana yang identik dengan agama, ibu-ibu, dan hanya cocok dipakai ke pantai.

“Jadi, memang sarung ini mengalami banyak perubahan makna, mulai dari simbol pemberontakan pada masa penjajahan sampai dihubungkan dengan agama,” ujarnya.

Melalui kampanye ini, Dina dan IFC pun berharap untuk dapat mengubah persepsi tersebut dan menjadikan sarung sebagai busana kekinian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com