Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"High Heeled Warriors", Itukah Anda?

Kompas.com - 29/10/2011, 01:23 WIB

KOMPAS.com — Perempuan memiliki kekuatan dari dalam diri yang mendorongnya memberikan kontribusi terbaik untuk pribadinya juga orang lain di sekitarnya. Perempuan urban dan mapan mampu memberdayakan dirinya, meningkatkan kualitas hidupnya, menjadi sosok mandiri dengan identitas yang unik.

Perempuan modern di Indonesia serba bisa, gigih mengejar karier, sekaligus juga memilih untuk tetap mencintai budaya dan tradisi. High Heeled Warriors dipilih sebagai simbol untuk mewakili karakter perempuan modern di perkotaan, di Asia, dan khususnya di Indonesia.

Adalah Universal Networks International (UNI) yang mengungkapkan High Heeled Warriors (laskar bertumit hak tinggi) sebagai representasi perempuan Asia. UNI melakukan studi psikografis dengan metode kualitatif juga kuantitatif di empat negara, termasuk Indonesia.

Memang, high heels tak selamanya identik dengan keperempuanan. Tak semua perempuan memakai high heels sebagai pilihan berpenampilan. Juga bukan berarti, tak memakai high heels lantas dianggap bukan perempuan. High heels di sini punya makna khusus, terutama bagi perempuan urban dan modern.

"High heels adalah metafor untuk sosok perempuan cerdas, energik, aktif, modern, juga melek fashion. High Heeled Warriors merupakan simbol dari perempuan urban yang mapan yang berorientasi pada karier, memiliki ambisi, punya ekspektasi tinggi, kuat, sekaligus mencintai tradisi dan budaya, dan tak ingin kehilangan identitasnya," jelas Chiristine Fellowes, Managing Director Asia Pasific of Universal Networks International, di Jakarta, Jumat (28/10/2011).

Untuk mengungkap High Heeled Warriors ini, UNI mengadakan studi melalui focus group discussion, kunjungan rumah, dan hasil riset pihak ketiga, dalam hal ini Synovate, terhadap perempuan Asia usia 22-40 tahun, para pemirsa televisi berbayar. Studi dilakukan pada Juni-Agustus 2011di Filipina, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.

Khusus di Indonesia, UNI menemukan fakta bahwa perempuan modern di perkotaan serba bisa dan mampu melakukan segalanya. Hasil riset ini menunjukkan, perempuan urban dan mapan ini mengenali dirinya sebagai orang yang terpelajar, memiliki kompetensi, berdaya beli tinggi, dan merasa mampu melakukan semua hal.

Perempuan Indonesia mampu menjalani lebih dari tiga peran. Tak hanya sebagai profesional, ibu, dan istri, tetapi juga sebagai saudara perempuan, anak perempuan, dan lainnya. Kecintaan terhadap budaya dan tradisi membuat perempuan urban dan mapan di Indonesia menantang dirinya berbuat lebih untuk dirinya, anak-anaknya, keluarganya, komunitasnya, serta orang lain yang dekat dan penting baginya.

Tiga motivasi

Bagi perempuan Indonesia, budaya dan tradisi takkan menghentikannya untuk meraih mimpinya, ekspektasi, dan ambisi pribadinya. Ada tiga hal yang memotivasi perempuan untuk meraih keinginannya.

"Ada tiga motivasi penting bagi perempuan Indonesia. Kebersamaan, keamanan, dan kepemilikan. Perempuan Indonesia lebih termotivasi secara finansial untuk memenuhi ketiga hal tadi," lanjut Fellowes.

Ia menjelaskan, kebersamaan penting bagi perempuan Indonesia, yakni perasaan keterikatan. Hal ini direfleksikan dengan sikap senang bergaul, senang berada dalam komunitas, dan keakraban dengan seluruh anggota keluarga. Hubungan yang mendalam, kebersamaan dengan teman dekat yang memberikan dukungan, penting bagi perempuan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com