Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/10/2013, 10:34 WIB
K. Wahyu Utami

Penulis


KOMPAS.com – Busana muslim sebagai bagian dari mode juga terus mengalami pergantian tren. Seperti apa tren busana muslim tahun depan? Tujuh desainer busana muslim dari Asosiasi Perancang Penusaha Mode Indonesia (APPMI) menampilan tren teranyar di pagelaran Moslem Parade pada ajang Jakarta Fashion Week 2014.

Ketujuh desainer tersebut adalah Merry Pramono, Najua Yanti, Lia Afif, Hannie Hananto, Tuty Adib, Hennie Noer, dan Feny Mustafa.

Para desainer umumnya menampilkan gaya berpakaian bertumpuk, kaftan, dan serba melayang. Sebagian besar desain busana muslim masih berunsur etnik. Tetapi pengaruh kebudayaan mancanegara juga menginspirasi para desainer.

Najua Yanti mengangkat tema “Aphrodite” yang terinspirasi dari kebudayaan Yunani, dengan potongan busana stola dan drap, serta pemilihan warna-warna mediteranian serta aplikasi motif labirin.

Merry Pramono menampilkan busana bernuansa putih dan pastel yang lembut. Lalu, ada Lia Afif yang memilih tema “Cymaversa Queen” karena terinspirasi oleh keindahan arsitektur Mesir Kuno dan ikon kecantikan di jaman itu, yakni Ratu Nefertiti. Ia memberikan tampilan busana muslim dengan padupadan kain tenun endeg khas Bali yang berwarna cerah. Hannie Hananto mengangkat tema “Saga City” terinspirasi dari bentuk-bentuk arsitektur.

Hannie merepresentasikan bentuk arsitektur lewat lekungan, garis-garis yang kerap ada di dalam sebuah bangunan. Tak heran jika busana rancangannya di dominasi oleh warna hitam dan putih yang tampak clean dan modern.

Tuty Adib menghadirkan koleksi “Romantic Freeze” yang terinspirasi dari musim gugur dan dingin yang romantis. Ahirnya tercipta gaun-gaun lembut dari bahan utama sutera, linen, dan batik dengan dominan warna abu-abu, merah, putih, dan hitam guna memberikan kesan romantis. Sedangkan, Hennie Noer mengangkat keindahan kota Marrakech di pusat kota Maroko yang mempunyai bermacam ragam kebudayaan dengan kaum perempuannya yang senang memakai warna-warna cerah.

Tak ayal, inspirasi tersebut dituangkan sesuai dengan budaya Indonesia melalui kain tenun yang modern dengan warna-warna yang romantis. Kain tenun itu pun ia padukan bersama kain sifon dan hiasan lainnya seperti kalung-kalung etnik, kuningan dan mute-mute pada hiasan detail di gaunnya.

Sedangkan, Feny Mustafa yang bekerja sama dengan busana label Zoya mengusung tema “Queen of Scarf” dengan menciptakan kreasi unik yang berasal dari ribuan helai scarft. Helai demi helai scarf dibentuk menjadi busana dengan jahitan tangan yang sederhana tanpa memotong scarf, ditambah dengan detail seperti braid dan layer, sehingga menambahkan keunikan scarf ini.

Sebagai keunikan dari rancangan Feny kali ini, ia membuat headpieces yang terbuat dari kertas bekas dirangkai apik sebagai bentuk kepedulian Zoya dan Feny terhadap masalah global warming, khususnya di Indonesia yang merupakan paru-paru dunia.

Foto-foto lainnya bisa dilihat di Kompas Images

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com