Padahal kalau bicara rasa dan selera misalnya, beberapa tokoh penting dunia yang datang ke Indonesia menyukai citarasa masakan klasik.
Sebut saja desainer mode dan penyanyi, Victoria Beckham yang belum lama mengunjungi Jakarta. Ia memuji masakan tradisional Indonesia yang mendominasi menu makan malamnya di Jakarta. Antara lain sayur gambas udang, rendang padang, kembang tahu, karedok, klepon, bandrek, dan lainnya. Barack Obama juga tak asing dengan Indonesia menyukai nasi goreng dan bakso.
Soal rasa, makanan Indonesia, sebenarnya bisa memenuhi selera internasional. Namun satu hal yang menghambat makanan tradisional untuk "naik kelas" adalah penyajian.
"Masakan tradisional sangat dikenal masyarakat dan bisa di jual di mana saja.
Jeleknya kita membuat masakan kurang menarik penampilannya. Masakan Indonesia dan Malaysia sama enggak menariknya, enggak enak dilihat," kata Chef Degan Septoadji saat ditemui Kompas Female di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Rendang misalnya, kata Chef Degan, rasanya disukai namun penampilan kurang menarik. Bagaimana mempresentasikan rendang secara utuh tanpa mengubah bentuk tapi tampil lebih menarik dengan garnish misalnya, bisa membuatnya "naik kelas".
Chef Degan mencontohkan lagi, gado-gado misalnya, bisa disajikan lebih menarik. Memisahkan bumbu atau saus yang sebenarnya menjadi citrasa utama makanan tradisional ini.
"Sausnya harus enak karena ini yang penting dalam gado-gado. Sayuran bisa dipotong-potong supaya kelihatan cantik dan saat dimasak air untuk merebusnya diberi garam supaya ada rasa. Telur direbus tapi jangan sampai biru, hanya beberapa menit saja supaya golden colornya muncul. Saus kacangnya ini yang kerap merusak penampilan gado-gado," katanya.
Menurut Chef Degan, untuk bisa diterima selera internasional, masakan Indonesia sebenarnya hanya perlu disajikan lebih menarik. Rasa tidak boleh berubah, bentuk masih terlihat aslinya namun tekstur dan penampilannya yang diubah.
"Gado-gado bisa masuk selera internasional dengan rasa yang sama, bentuknya dibuat lebih menarik, sausnya ditampilkan lebih menarik, dipisahkan misalnya, namun tidak menyimpang dari aslinya," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.