Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMK Tata Busana Jadi Pintu Gerbang Kemajuan "Fashion" Muslim

Kompas.com - 12/03/2015, 13:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

KUDUS, KOMPAS.com - Perkembangan industri busana muslim di Indonesia sangat pesat. Dengan jumlah populasi muslim terbesar di dunia dan kekayaan warisan budaya di bidang busana, Indonesia memiliki keungguan untuk menjadi kiblat busana muslim dunia. 

Guna mewujudkan visi tersebut, maka diadakanlah program tata busana pada tingkat Sekolah Menengah Kejuruan, salah satunya adalah SMK NU Banat di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Djarum Foundation bersama dengan perancang busana muslim Irna Mutiara dan Bank BNI pun melakukan beragam pengembangan SMK tata busana ini.

Kegiatan pengembangan ini meliputi pengembangan kurikulum busana muslim, pelatihan guru, dan bantuan infrastruktur pendidikan. Para siswa juga dibekali kemampuan mengembangkan tren busana muslim yang sesuai syariah, dengan memadukan unsur budaya setempat, seperti batik dan bordir khas Kudus. 

Irna Mutiara dipilih sebagai pendamping kepada para tenaga pendidik sekaligus para siswa. "Industri busana muslim memiliki pasar yang sangat besar. Indonesia bisa menjadi acuan negara lain dalam desain yang kreatif," ujar Irna saat memberi sambutan pada acara peresmian Sekolah Fashion SMK NU Banat, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (11/3/2015).

Irna menjelaskan, busana muslim banyak yang dapat dikembangkam, mulai dari kerudung, busana, maupun aksesori. Oleh karena itu, lanjut dia, program peningkatan mutu SMK jurusan Tata Busana diselaraskan dengan awal hingga akhir proses produksi busana Muslim. 

SMK NU Banat kini pun dilengkapi dengan berbagai peralatan canggih yang dapat dimanfaatkan oleh para siswa, seperti perangkat komputer Optitex Fashion CAD yang biasa digunakan para perancang busana kelas dunia. Para siswa juga dibekali prinsip pengelolaan usaha busana muslim melalui sebuah butik dengan nama Zelmira. 

"Kami tidak hanya membekali kemampuan menjahit, namun lebih menitikberatkan pada keahlian siswa dalam mendesain untuk menciptakan sebuah tren. Mereka juga kami latih agar memiliki kemampuan memasarkan hasil rancangannya," sebut Primadi H Serad, Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation pada kesempatan yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com