Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/04/2015, 18:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


KOMPAS.com -
Sebagai orangtua, terkadang kita dibuat jengkel dengan tingkah laku buah hati. Sehingga, amarah pun kerap kali tidak dapat dihindari. Penelitian ilmiah telah menemukan bahwa amarah orangtua tidak dapat dipungkiri dapat memberikan dampak yang buruk bagi perkembangan psikologis anak. 

Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada Journal of Marriage and Family tahun 2003 silam menemukan bahwa, jika anak berada dalam keluarga yang bertengkar selama lebih dari 25 kali dalam setahun, maka ia akan memiliki kepercayaan diri yang rendah, agresi yang lebih tinggi kepada orang lain, dan tingkat depresi teratas. Untuk itu, penting bagi Anda sebagai orangtua untuk berupaya meredam amarah terhadap anak agar mereka tidak terganggu secara psikologis. 

Ketika bertengkar dengan anak, cobalah untuk mengajak anak mengungkapkan apa yang sebenarnya ia rasakan. Jangan langsung menuduh dan berprasangka pada anak, sebab ini akan membuat anak merasa dikritik dan menjadi defensif. 

"Cobalah mengatakan pada anak untuk membantu Anda memahami perasaannya. Pastikan ia membagi dan mengungkapkannya kepada Anda. Daripada mendikte dan menguliahi anak, lebih baik Anda mendengar ungkapan perasaan mereka," ujar psikolog Dr Jeffrey Bernstein. 

Dr Bernstein menjelaskan, mendengarkan ungkapan hati anak dapat membantu Anda lebih memahami apa yang sebenarnya terjadi pada buah hati ketimbang memarahinya. Meski memahami tidak mampu menghentikan amarah Anda, lanjut Dr Bernstein, setidaknya upaya ini dapat membantu meredam. Di samping itu, cobalah juga untuk menganalisa apa yang ingin diubah untuk anak Anda, kemudian berikan penjelasan.

Dr Bernstein memberi contoh permasalahan, misalnya kamar anak berantakan, maka Anda harus bertanya pada diri Anda sendiri tentang apa yang baik dan apa yang Anda inginkan pada anak, dalam hal ini adalah perubahan sikap berantakannya. Contoh lain adalah anak enggan pergi ke sekolah karena ada ujian dan anak belum siap menghadapinya. Cobalah untuk memahami situasi dan bertanya dengan lembut. 

"Memahami apa yang terjadi pada anak Anda akan membantu meredakan emosi Anda. Semakin reda emosi Anda, maka reaksi emosional Anda pun akan berkurang pula. Dengan demikian, kemungkinan amarah Anda akan meledak pun semakin kecil," imbuh Dr Bernstein.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com