Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang Warisan Rp 1,2 Miliar Habis untuk Foya-foya, Seorang Wanita Salahkan Orangtua

Kompas.com - 22/07/2015, 19:10 WIB
Kontributor Female, Lusina

Penulis

Sumber People


KOMPAS.com 
— Jika memiliki dana sebesar 90.000 dollar AS atau setara Rp 1,2 miliar, apa yang akan Anda lakukan? Berlibur sepanjang tahun? Belanja? Investasi? Memanfaatkannya untuk aktivitas sosial?

Seorang mahasiswi yang mengaku bernama Kim sebenarnya termasuk salah satu wanita muda yang beruntung. Pasalnya, kakek dan nenek Kim mewariskan uang Rp 1,2 miliar untuk dana pendidikan kuliahnya.

Namun bukan memanfaatkan uang warisan tersebut secara bijak, kim alih-alih berfoya-foya dengan liburan ke Eropa dan melampiaskan hobi belanja selama tiga tahun penuh. Alhasil, uang tersebut pun habis tanpa sepeser pun tersisa untuk dibayarkan pada perguruan tinggi pilihannya.

Kim mengisahkan pengalaman naasnya itu pada sebuah radio di Atlanta, Amerika Serikat. Namun, tampaknya wanita ini tidak mengenal istilah introspeksi. Sebab, dia justru menyalahkan orangtuanya yang tidak pernah mengajarkannya membuat anggaran keuangan dan berhemat sehingga uang miliaran rupiah tersebut habis dalam kurun waktu tiga tahun saja.

"Orangtuaku harusnya mengajarkan aku cara membuat anggaran dan hidup hemat," kata Kim.

"Mereka tidak pernah mengajak aku bicara serius mengenai bagaimana mengatur uang," imbuhnya.

Kim menelepon radio tersebut setelah mendapatkan tagihan uang kuliah tahun pertama sebesar 10.000 dollar AS atau kira-kira Rp 135 juta. Namun, uang warisan yang ditinggalkan kakek dan neneknya untuk biaya kuliah sudah habis tidak bersisa. "Tagihan uang kuliah sudah ada di tanganku, dan aku tidak memiliki uang. Aku menghindari kewajiban ini semampuku," ujarnya.

Menurut Kim, kedua orangtuanya sama sekali tidak menggubris kondisi dirinya saat ini yang tengah terlilit utang. Lagi-lagi, Kim mengatakan kesal dan menyalahkan mereka karena tidak menolongnya dan membayarkan tagihan uang kuliahnya tersebut.

"Mereka bilang, mereka tidak bisa melakukan apa-apa. Mereka berbohong mengatakan bahwa mereka tidak punya uang, padahal ayahku telah bekerja bertahun-tahun dan memiliki dana pensiun," ujarnya.

Pembawa acara radio terkait kemudian menanyakan mengapa Kim tidak mencari pekerjaan paruh waktu layaknya mahasiswa di Amerika Serikat. "Itu sangat memalukan," jawab Kim.

Selanjutnya, Kim mengatakan bahwa orangtuanya menyarankan dirinya untuk mencari pinjaman edukasi dari bank. "Orangtuaku merekomendasikan kepadaku untuk memperoleh pinjaman dari bank. Bagaimana cara melakukannya? Aku pergi ke bank dan mengatakan aku berniat berutang?" gerutunya.

Wawancara dengan wanita bernama Kim tak disangka menjadi populer dan banyak dibicarakan oleh media-media setempat. Oleh karena itu, pihak radio mengundang Kim kembali untuk melakukan wawancara. Ternyata, saat itu, ada perkembangan terbaru dari kondisi buruknya tersebut.

Kim mengatakan bahwa orangtuanya bersedia membantu membayarkan uang kuliah, tetapi dengan syarat dia harus mendapatkan pekerjaan terlebih dulu. "Aku paham, mereka ingin mengajarkan aku nilai-nilai kehidupan dan pembentukan karakter, bla-bla-bla…. Namun, aku berhadap mereka segera tersadar bahwa bekerja bisa membuat nilaiku tidak maksimal," terangnya.

Menurut pembawa acara radio yang bertugas kala itu, Bert Weiss, Jeff Dauler, dan Kristin Klingshirn, kisah Kim ini mengundang sejumlah reaksi dari para pendengar. Mereka mengatakan, generasi milenium benar-benar naik pitam mendengar ucapan Kim yang menuturkan bahwa dia malu untuk bekerja paruh waktu.

"Saya terkejut dengan respons pendengar. Anda tidak akan pernah tahu apa yang memicu kekesalan pendengar," ujar Wess.

"Banyak pendengar yang tidak percaya bahwa Kim mengatakan hidupnya berat. Sebagian besar pendengar memakinya dengan julukan wanita bodoh yang egois," imbuhnya.

Wess sendiri beropini sebagai orangtua dari dua anak. Menurut dia, memiliki anak seperti Kim adalah "mimpi buruk" semua orangtua di dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com