Wanita Masa kini Butuh Fleksibilitas Kerja

KOMPAS.com - Generasi termuda di angkatan kerja atau disebut dengan generasi milenial yang berusia 18 hingga 30 tahun ternyata memiliki persepsi berbeda tentang kesuksesan karier ketimbang generasi sebelumnya. Para wanita masa kini membutuhkan adanya fleksibilitas dalam pekerjaan maupun keluarga.

Beragam data survei menunjukkan bahwa wanita muda yang berpendidikan dan memiliki pekerjaan cenderung mengharapkan adanya pergantian secara teratur antara prioritas karier dan keluarga. Para wanita masa kini mengaku masih merasa sulit untuk dapat bekerja dengan optimal, sehingga mereka memiliki rencana untuk mengurangi ritme kerja secara perlahan atau bahkan mencari pekerjaan yang fleksibel.

Sebuah survei terhadap generasi milenial berpendidikan universitas yang digelar oleh Centre for Talent Innovation di Amerika Serikat menemukan bahwa kaum muda ini telah melihat orangtua mereka berurusan dengan pilihan antara bekerja penuh waktu atau meninggalkan pekerjaan. Sehingga, mereka membutuhkan opsi karier lain.

"Mereka merasa telah belajar dari generasi-generasi sebelum mereka. Mereka melihat segala konsekuensi dari kedua pilihan tersebut. Generasi milenial lebih mencari keseimbangan," ujar Laura Sherbin, direktur lembaga riset dan kajian tersebut.

Survei yang dihelat alumni Harvard Business School menguak bahwa 37 persen wanita generasi milenial dan 42 persen yang telah menikah berencana menginterupsi karier mereka demi keluarga. Persentase tersebut dibandingkan dengan 28 persen wanita generasi X dan 17 persen wanita generasi baby boomers.

Dalam surevi Harvard tersebut, lebih sedikit wanita masa kini dibandingkan wanita generasi sebelumnya yang menyatakan ingin mengombinasikan karier dan keluarga secara sukses atau memiliki keseimbangan karier dengan suami mereka. Separuh dari jumlah wanita berusia 30 tahun ke bawah berpikir bahwa jender menjadi hal yang merugikan mereka di kantor, jumlah yang sama juga ditemukan pada wanita generasi baby boomers.

Di usia 30 tahun, hampir separuh wanita menikah yang disurvei Harvard tersebut menyatakan bahwa mereka memilih pekerjaan yang lebih fleksibel. Sebanyak 26 persen diantaranya memilih untuk memperlambat laju karier mereka dan sembilan persen bahkan menolak promosi jabatan karena tanggung jawab terhadap keluarga.