Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Jam Malam Pria dan Wanita, Picu Mahasiswi India Lakukan Aksi Protes

Kompas.com - 23/10/2015, 21:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


KOMPAS.com –
Merasa tidak diberlakukan adil soal aturan jam malam, sejumlah mahasiswi di India lakukan aksi protes.

Aturan jam malam memang telah lama diperlakukan di beberapa universitas di India. Mahasiswi memiliki jam malam hingga pukul 18.30, sedangkan mahasiswa diizinkan untuk berkeliaran sampai dini hari.

Kondisi yang dirasa berpihak ini membuat banyak mahasiswi protes. Sebab, perbedaan jam malam antara pria dan wanita merupakan tindakan diskriminasi. Selain itu, para mahasiswi juga menyalahkan mentalitas masyarakat terkait meningkatnya kasus pelecehan seksual.

Aksi protes telah dilakuan oleh para mahasiswi di Delhi University. Mereka melakukan long march di tengah malam, menyusun petisi, membuat grafiti slogan soal pemberdayaan wanita, dan mengadakan pertemuan publik.

Gerakan yang dinamakan Pinjra Tod atau Pecahkan Sangkar ini juga melakukan diskusi kelas untuk menantang regulator dan mengklaim mereka bersikap seksis dan opresif.

Menurut Nilanjana Paul, mahasiswi yang tinggal di asrama putri di Delhi University, setiap kali dia meninggalkan asrama, dia akan mendapatkan sejumlah  pertanyaan seperti ke mana dia akan pergi, kapan akan pulang, dan nomor informasi orang yang akan ditemuinya.

Selain itu, dia pun tidak boleh di luar asrama setelah pukul 20.00. Bahkan, pergi ke perpustakaan pun tidak boleh, sementara mahasiswa bebas melakukan apa yang mereka inginkan.

"Mengapa saya harus menuliskan tujuan saya pergi di dahi saya jika saya mau pergi ke luar? Mengapa saya tidak bisa pergi begitu saja dan bertemu teman-teman sambil jalan-jalan? Apa saya tinggal di dalam sangkar?" tegas Paul.

Gerakan Pinjra Tod ini sudah dimulai sejak bulan Agustus 2015 lalu, tepat setelah pihak Jamia Millia Islamia University di New Delhi menghapus jam malam hingga pukul 22.00 selama dua malam sebulan.

Para mahasiswa dan mahasiswi pun memprotes kebijakan ini. Mereka  mengirim petisi kepada Komisi Wanita India untuk melakukan tindakan terkait kebijakan itu.

Menurut pihak kampus Delhi University, pemberlakuan jam malam ini penting untuk melindungi kaum wanita. Selain itu, pihak orangtua pun mendukung kegiatan protektif dengan adanya jam malam.

Namun, pemberlakuan jam malam ini seringkali dirasa terlalu ketat, khususnya ketika para mahasiswi tidak diperbolehkan masuk ke dalam asrama mereka kalau terlambat satu menit saja. Justru hukuman ini malah meningkatkan risiko penyerangan.

"Melalui kampanye ini, kami mencoba menyoroti empat isu, yakni pengekangan kebebasan kaum wanita, kebijakan moral, kebutuhan untuk penciptaan ruang yang lebih egaliter serta terjangkau untuk wanita, dan implementasi aturan antipelecehan seksual," ungkap Devangana Kalita, salah satu pendiri gerakan Pinjra Tod.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com