Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyandang Tunagrahita Dapat Jadi Pekerja Mandiri

Kompas.com - 17/03/2016, 19:31 WIB
Silvita Agmasari

Penulis


KOMPAS.com — 
Minimnya kesempatan kerja bagi para penyandang disabilitas disebabkan persepsi kebanyakan orang yang berpikir bahwa penyandang disabilitas tak dapat bekerja secara optimal. 

Namun, sebenarnya para pekerja disabilitas justru memiliki kemampuan kerja yang baik.

Uniqlo, misalnya, peritel busana yang mempekerjakan satu penyandang disabilitas tunagrahita di setiap satu gerai.

Menurut Karulia, HR Officer Uniqlo Indonesia, pekerja disabilitas mempunyai etos kerja dan kemampuan yang lebih baik daripada pekerja biasa.

Stamina tubuh, disiplin waktu, dan kerapian kerja, kata Karulia, yang dimiliki pekerja disabilitas lebih unggul. 

 
Sementara itu, Public Relation Special Olympics Indonesia, Natasya Vierashi Thursdinty, yang ditemui di acara CSR Uniqlo, In-Store Shopping Experience bersama atlet Special Olympics Indonesia (SOlna), di Mall Taman Anggrek, Jakarta, Rabu (16/3/2016), mengatakan, dirinya maklum jika selama ini banyak anggota masyarakat yang berpikir bahwa penyandang tunagrahita tak dapat bekerja dengan baik. 
 
"Mungkin karena belum tahu. Sebenarnya mereka dapat bekerja dengan batas-batas sesuai kemampuan mereka karena tiap orang disabilitasnya berbeda," ujar Natasya.
 
Untuk mengajarkan penyandang disabilitas, khususnya tunagrahita, menjadi pekerja yang mandiri dan mumpuni bukanlah hal yang mustahil. Menurut Natasya, ada hal utama yang diperlukan untuk mengajarkan penyandang tunagrahita. 
 
"Kesabaran, karena tidak cukup sekali mengajarkan mereka, perlu berkali-kali. Selain sabar juga perlu pengertian, mengerti apa maksud keinginan mereka. Itu yang juga diperlukan oleh rekan dan pemimpin kerja mereka," ungkapnya.

Selain itu, SOIna mengajarkan para penyandang disabilitas untuk menjadi atlet dan memberi bekal pelatihan agar atlet dapat menciptakan pribadi yang mandiri dan memiliki jiwa kepemimpinan agar dapat berbaur dengan baik di masyarakat. 
 
Sayangnya, Natasya mengatakan, para atlet SOIna kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan di kehidupan nyata.

"Agak susah mencari pekerjaan karena dari masyarakat pandangannya masih berpikir anak-anak (disabilitas) tak dapat berbuat apa-apa," ungkap Natasya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com