Alissa Rubin, Peraih Pulitzer dan Jurnalis Perang dari Garda Depan

KOMPAS.com -- Tak banyak jurnalis wanita yang didelegasikan ke daerah konflik yang tengah berperang. Namun, Alissa Rubin justru bersedia melaporkan kondisi negara konflik dari garda terdepan di Irak, Afganistan, dan negara-negara Balkan.

Rubin memulai kariernya menjadi seorang peneliti di majalah The American Lawyer. Dia, kala itu, sudah mulai menjadi penulis lepasan untuk beberapa majalah di Washington D.C, ragam pengalaman menulis mengantarkan Rubin menjadi seorang jurnalis.

Rubin memulai karier sebagai jurnalis kesehatan dan keuangan. Sepak terjang Rubin mulai terlihat lewat tulisannya yang banyak "menyentil" pemerintah.

Tahun 1997, Rubin resmi bekerja di The Los Angeles Times untuk Washington, untuk rubrik mengenai kebijakan keuangan dan kesehatan pemerintah, politik aborsi, serta pemilihan umum.

Kemudian, pada tahun 2007, Rubin mendapatkan tugas menjadi koresponden The New York Times di biro Bagdad, Irak. Pada tahun 2009, dia menjadi kepala Biro The Times di Kabul, Afganistan.

Meliput di daerah konflik, pastinya memiliki risiko yang luar biasa tinggi. Tahun 2014, Rubin pernah hampir tewas ketika helikopter yang dia tumpangi jatuh saat membawa obat-obatan untuk pengungsi Yazidi di Kurdistan, Irak. Beberapa tulang Rubin patah dan juga retak. Kecelakaan tersebut membunuh pilot dan penumpang lainnya.

"Saat itu aku mendengar diriku berteriak kesakitan seperti yang lain. Saat itu sakitnya luar biasa, tetapi aku kemudian berpikir, ini bagus, setidaknya aku masih hidup. Aku pikir banyak penumpang yang tidak. Bagaimana pilotnya, apakah dia selamat? Dia hanya ingin menolong," tulis Rubin menceritakan pengalamannya.

Berkat keberanian, kecerdasan, dan tulisan Rubin yang membuka wawasan masyarakat dunia.

Tahun 2016 ini, Rubin terpilih menjadi penerima penghargaan bergengsi, Pulitzer yang diberikan kepada penggiat jurnalisme, musik, dan sastra.

Tahun lalu, Rubin juga menerima pernghargaan bergengsi jurnalisme, John Chancellor Award.

Saat ini Rubin bekerja sebagai kepala biro The Times di Paris, Perancis, didampingi suaminya, James E. Castello, seorang pengacara di bidang spesialisasi arbitrase internasional.