Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir dengan Perceraian, Pernikahan Bergulir Harmonis

Kompas.com - 24/07/2016, 21:02 WIB
Kontributor Lifestyle, Usihana

Penulis

KOMPAS.com –- Tidak ada pasangan suami istri yang menginginkan pernikahan mereka berakhir dengan status cerai.

Perceraian tak hanya meninggalkan luka pada suami dan istri, tetapi juga mempengaruhi emosional anak dan seluruh anggota keluarga sedarah lainnya.

Memang benar bahwa setiap orang harus berpikir positif agar jalan hidup mengarah pada kebahagiaan. Namun, sesekali khawatir dan merasa takut pada satu hal, bisa jadi membuat Anda lebih bijak dalam mengambil keputusan.

Sebuah studi di Brigham Young University menemukan bahwa setengah dari populasi penduduk Amerika yang resmi menikah memikirkan perceraian.

Namun, mereka yang sering merasa khawatir dengan perceraian, hanya satu  dari empat pasangan yang berakhir cerai dalam waktu enam bulan.

Studi menunjukkan bahwa memikirkan dan khawatir akan perceraian, bisa mengubah persepektif menyikapi konflik dalam pernikahan.

“Pikiran mengenai sebuah perceraian bisa menjadi kekhawatiran yang positif untuk memotivasi diri untuk tidak gagal dalam pernikahan,” jelas Alan Hawkin, seorang profesor di Brigham Young University.

Hawkins mengatakan, telah melakukan wawancara kepada 3000 pasangan suami istri.

“Berdasarkan studi kami, pasangan yang merasa khawatir dan takut bercerai, membuat hati mereka lebih lembut,” imbuhnya.

Responden yang mengaku bahwa mereka sering memikirkan perceraian, justru semakin tidak menginginkannya. Mereka mengatakan bahwa bayangan perceraian menjadikan mereka ingin berusaha lebih keras untuk mempertahankan dan melanjutkan pernikahan.

Studi juga mengungkapkan, pertimbangan bercerai terbersit dalam pikiran nyari semua pasangan suami istri.

Hal tersebut merupakan sesuatu yang sehat dan tidak melulu berujung pada keburukan.

“Ya, terkadang pikiran untuk bercerai hadir lebih sering dan lebih serius. Anda merasakan ancaman dan masalah di depan mata. Namun, pikiran sebatas pikiran, bukan aksi nyata, bukan pilihan final, dan bukan rencana,” tulis keterangan akhir dalam studi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com