Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/07/2016, 10:34 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Sumber Dailymail

KOMPAS.com — Kehadiran bayi adalah berkah bagi semua keluarga, baik laki-laki maupun perempuan.

Namun, kadang kala ibu dan ayah mengharapkan jenis kelamin tertentu, apalagi setelah mendapat anak berjenis kelamin sama berturut-turut.

Lalu, tidak sedikit juga orangtua yang mengikuti teori-teori tertentu untuk mendapatkan bayi dengan jenis kelamin yang diharapkan, mulai dari posisi tidur setelah berhubungan seks, makanan, hingga tanggal.

Akan tetapi, adakah bukti sains di balik teori-teori ini?

Dr Deborah Bateson, direktur medis dari Keluarga Berencana New South Wales, Australia, menyelidiki beberapa teori seperti Metode Shettles.

Metode Shettles ini mengatakan bahwa karena sperma "laki-laki" bergerak lebih cepat daripada sperma "perempuan" yang bertahan hidup lebih lama, berhubungan seks beberapa hari sebelum ovulasi akan menghasilkan anak perempuan.

Sebaliknya, berhubungan seks pada hari menstruasi akan menghasilkan anak laki-laki.

Menurut Bateson, metode ini ternyata dinilai ketinggalan zaman.

Dia berkata, "Kebanyakan Metode Shettles didasari oleh penelitian dari 50 tahun yang lalu, tetapi buktinya tidak cukup kuat."

Lalu, selain Metode Shettles, Bateson juga menyelidiki kebenaran dari teori yang mengatakan bahwa diet dan olahraga memengaruhi jenis kelamin anak.

Bateson juga mempelajari teori hormon. Ibu dengan level progresteron yang tinggi dan testosteron yang rendah memiliki kemungkinan lebih besar untuk melahirkan anak perempuan.

Ternyata, lagi-lagi kedua teori ini tidak benar dan tidak didasari oleh sains.

"Mereka (pencetus teori) terus mencari, tetapi tidak ada bukti yang akan saya gunakan dalam praktik saya," katanya.

"Lagi pula, kebanyakan orang bahagia untuk menerima kemungkinan 50-50 dengan jenis kelamin anak mereka. Hal ini justru dianggap menarik oleh mereka," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Dailymail
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com