Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilot Juga Ingin Menjadi Puteri Indonesia

Kompas.com - 18/09/2010, 14:25 WIB

KOMPAS.com — Profesi apa pun bisa dilakoni perempuan. Tak ada yang membedakan, tak ada juga yang menghalangi. Kesempatan berkembang selalu ada di tangan kaum hawa, asalkan mau mendorong diri sendiri untuk meraihnya.

Inilah yang Kompas Female temukan dalam diri Raden Roro Iin Irjayanti, Ama (24). Perempuan muda yang akan memasuki usia 25 pada 4 November nanti ini berprofesi sebagai kopilot di sebuah perusahaan penerbangan dalam negeri. Didorong keingintahuannya mendapatkan pengalaman berbeda di bidang lain, Iin mengikuti kontes kecantikan dengan konsep Beauty, Brain, Behavior: Puteri Indonesia.

Domisilinya di Tangerang, yang dekat dari bandara, memenuhi syarat untuk mengikuti Pemilihan Puteri Indonesia (PPI) Tingkat Banten. Meskipun demikian, Iin menyebut dirinya orang Papua, karena lahir di Jayapura.

Anak tunggal keturunan Keraton Kanoman Cirebon dari garis ayahnya ini ingin membuktikan bahwa perempuan bisa menonjolkan sisi feminin dan maskulin sekaligus. Seperti Iin yang menjalani sekolah penerbangan selama dua tahun dua bulan, terlatih sebagai taruni yang maskulin. Kemudian menjalani empat tahun profesi sebagai kopilot dengan 3.000 jam terbang. Dan kini, penerbang pesawat Boeing 737 seri 300-400 ini mencalonkan diri untuk meraih gelar Puteri Banten di ajang PPI 2010.

"Menjadi pilot adalah keinginan saya yang juga adalah cita-cita almarhum ayah. Profesi yang menantang ini mendorong saya untuk menekuninya sekaligus membanggakan menjadi pilot perempuan di antara para laki-laki," kata Iin kepada Kompas Female, di sela sesi penjurian PPI Banten, Jumat (17/9/2010) kemarin.

Tak banyak jumlah pilot perempuan di Indonesia, aku Iin. Perempuan yang akrab dengan ketinggian tetapi takut gelap ini adalah satu dari 14 pilot perempuan yang dimiliki Indonesia. Di tempatnya bekerja, hanya ada dua pilot perempuan. Pengalamannya menerbangkan burung besi ke seluruh Indonesia dan melintas ke Kuching, Malaysia, tak membuatnya berhenti mengembangkan sayapnya sebagai perempuan.

"Perempuan jangan pernah takut atau malu mencoba. Perempuan Indonesia yang ingin maju pasti bisa. Tidak ada pekerjaan yang tak mungkin," tuturnya lugas.

Semangat inilah yang juga membawa Iin percaya diri mendaftarkan diri dan terpilih menjadi finalis PPI bernomor urut 7. Pemilik tinggi 170 cm ini menilai ajang PPI memiliki lingkup yang besar dan bisa memberikan tambahan pengetahuan baginya.

"Saya sudah mengelilingi banyak tempat, namun tak singgah lama. Padahal, Indonesia sangat cantik dan banyak daerah yang berpotensi dan bisa dikembangkan," Iin menjelaskan misinya mengikuti ajang kecantikan ini.

Perempuan berambut panjang ini ingin juga menunjukkan, feminitas pada perempuan juga layak ditunjukkan dalam berbagai kesempatan. Bertugas di balik kemudi pesawat, hingga berpose memancarkan keindahan fisik perempuan.

"Ada pilot yang feminin. Meski saat pendidikan sebagai taruni, rambut diplontos dan identik dengan kekuatan fisik," akunya.

Tak ada kendala bagi perempuan menunjukkan kemampuannya dalam berbagai bidang. Inilah pesan kuat dari perempuan muda yang berhasil terpilih sebagai taruni Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, Curug, Tangerang, angkatan 58 tahun 2004.

Enam tahun lalu Iin mampu berkompetisi dengan 61 calon pilot untuk terpilih menjadi tiga taruni. Bagaimana kesempatannya menjadi Puteri? Berkompetisi dengan sembilan perempuan muda yang mewakili Banten sebagai provinsi tempatnya berdomisili.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com