Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuat dan Lemahnya Si Anak Sulung

Kompas.com - 08/10/2010, 13:20 WIB

KOMPAS.com - Orangtua yang memiliki 3 anak akan menyadari betapa banyaknya perbedaan karakter yang ada dalam setiap anaknya. Meski tinggal di bawah atap yang sama, mendapat perlakuan sama, tetap saja kakak-beradik akan tumbuh dengan sikap dan sifat masing-masing. Salah satu faktor yang ternyata memengaruhi perkembangan seseorang adalah urutan lahirnya. Banyak ahli yang mengatakan bahwa urutan lahir seorang anak berhubungan dengan hobi yang ia pilih, nilainya di sekolah, dan keberhasilannya di dunia kerja.

"Untuk kakak-beradik, perbedaan dalam banyak aspek kepribadian sama jauhnya dengan perbedaan antara pria dan wanita. Urutan kelahiran bukan satu-satunya faktor yang mengkontribusikan sikap seorang anak, namun bisa dijadikan pertimbangan bahwa hal tersebut bisa membantu orangtua mengerti kepribadian seorang anak, agar Anda bisa membantu mereka sukses dengan cara uniknya sendiri," terang Frank Sulloway, Ph.D., pengarang Born to Rebel: Birth Order, Family Dynamics, and Creative Lives.

Berikut adalah penjelasan mengenai si anak sulung, yang diwakilkan dengan orang-orang ternaman, seperti Zac Efron, Beyonce Knowles, dan Dakota Fanning.

Kekuatan
Anak sulung terbiasa menjadi pusat perhatian. Sebelum kehadiran adik, ia menjadi pusat perhatian utama ayah dan ibunya. Menurut penelitian Brigham Young University, dalam hidupnya, anak sulung secara rata-rata akan menikmati waktu berkualitas sebanyak 3.000 jam bersama orangtuanya ketimbang adik-adiknya saat ia berusia 4-13 tahun.

"Kebanyakan orangtua akan menghabiskan waktu membaca dan menjelaskan banyak hal kepada anak sulungnya. Tidak semudah ini bagi para orangtua untuk menerangkan kepada anak selanjutnya," jelas Frank Farley, Ph.D, psikolog di Temple University, Philadephia, yang meneliti perkembangan kepribadian dan manusia selama berdekade.

"Perhatian yang tak terbagi itulah yang kemungkinan membuat anak sulung cenderung menjadi orang yang overachievers," jelasnya. Tak heran anak pertama seringkali merasa perlu untuk mendapat yang terbaik dari segalanya. Ia akan berusaha mencapai nilai tertinggi supaya mendapatkan kembali perhatian orangtuanya. Umumnya, anak sulung meraih penghasilan yang lebih tinggi ketimbang adik-adiknya.

Tantangan:

Kesuksesan harus ada harganya. Anak sulung umumnya adalah kepribadian dengan tipe A, yang selalu berusaha memberikan yang terbaik, dan kurang mempedulikan dirinya.

"Anak sulung biasanya merasa takut melakukan kesalahan atau mengalami kegagalan, jadi tak ada pencapaian yang mereka yang terasa cukup baik," ujar Michelle P. Maidenberg, Ph.D, terapis anak dan keluarga di New York. Karena mereka takut melakukan kesalahan, anak sulung biasanya memiliki ketegasan dan selalu lurus bak panah. "Secara umum, mereka bukan tipe orang yang terlalu fleksibel, mereka tak terlalu suka perubahan, dan merasa ragu untuk keluar dari comfort zone," jelas Michelle.

Karena anak sulung seringkali diberikan tanggung jawab yang besar di rumah, entah itu dengan tugas-tugas rumahan atau harus mengawasi adik-adiknya, mereka seringkali menjadi pemimpin (juga bersikap bossy). Beban semacam itu bisa membuat anak mendapatkan tekanan stres yang berlebihan hingga ia akan merasa tekanan untuk menjadi seseorang yang sempurna. Tak heran banyak anak pertama yang menjadi dewasa terlalu cepat.

Anak pertama secara umum mendapatkan dukungan dan ucapan selamat atas pencapaian yang mereka dapat, namun mereka perlu mengetahui, bahwa adalah hal yang wajar jika sesekali tidak berhasil. Para orangtua bisa menceritakan kepada anak sulungnya mengenai cerita kegagalan yang pernah ia alami, misal, saat tak berhasil masuk ke kejuaraan, atau dipecat dari pekerjaan, dan sebagainya. Bahwa tidak semua situasi bisa kita kendalikan. Pastikan si anak mengerti bahwa adalah hal yang wajar jika ia pernah melakukan kesalahan dan hal yang penting adalah ia belajar dari kesalahannya. Anda ingin ia melihat bahwa melakukan kesalahan bukanlah sesuatu yang buruk dan bisa menjadi hal yang baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pijat Wajah dengan Gua Sha, Waspadai Risiko Ini

Pijat Wajah dengan Gua Sha, Waspadai Risiko Ini

Look Good
Berapa Kali Sehari Menggunakan Gua Sha?

Berapa Kali Sehari Menggunakan Gua Sha?

Look Good
Apa Itu Love Language?

Apa Itu Love Language?

Feel Good
Apakah Gua Sha Bisa Meniruskan Pipi?

Apakah Gua Sha Bisa Meniruskan Pipi?

Look Good
Kini Ada Pisau Lipat Swiss Army Tanpa Mata Pisau, Kenapa?

Kini Ada Pisau Lipat Swiss Army Tanpa Mata Pisau, Kenapa?

Look Good
Ketika Gaya Kampus Mengubah Cara Orang Berpakaian

Ketika Gaya Kampus Mengubah Cara Orang Berpakaian

Look Good
6 Cara Mencukur Bulu Ketiak yang Benar agar Tak Iritasi 

6 Cara Mencukur Bulu Ketiak yang Benar agar Tak Iritasi 

Look Good
4 Cara Membuat Masker Kopi untuk Wajah Sesuai Kondisi Kulit

4 Cara Membuat Masker Kopi untuk Wajah Sesuai Kondisi Kulit

Look Good
3 Tips Merawat Rambut Bercabang, Rutin Gunting Ujung Rambut

3 Tips Merawat Rambut Bercabang, Rutin Gunting Ujung Rambut

Look Good
5 Cara Menghilangkan Bulu Ketiak Secara Alami 

5 Cara Menghilangkan Bulu Ketiak Secara Alami 

Look Good
Apakah Kopi Dapat Menghilangkan Bulu Ketiak? 

Apakah Kopi Dapat Menghilangkan Bulu Ketiak? 

Feel Good
6 Tips Menghindari Rambut Rontok Saat Tidur

6 Tips Menghindari Rambut Rontok Saat Tidur

Look Good
Kunyit Bisa Menghilangkan Bulu Ketiak, Simak Caranya 

Kunyit Bisa Menghilangkan Bulu Ketiak, Simak Caranya 

Look Good
Cara Membuat Rambut Menjadi Tebal secara Alami

Cara Membuat Rambut Menjadi Tebal secara Alami

Look Good
Zodiak dengan Sifat Menyebalkan, Siapa Juaranya?

Zodiak dengan Sifat Menyebalkan, Siapa Juaranya?

Feel Good
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com