KOMPAS.com - Setiap fase kehidupan pasti memiliki tantangannya sendiri, termasuk bagi para remaja.
Psikolog Roslina Verauli pada suatu ketika pernah mengungkapkan, fase remaja seringkali dianggap sebagai posisi yang sedang "nakal-nakalnya".
Remaja pun dipercaya rentan terjerumus ke dalam hal-hal negatif.
Kerentanan tersebut sebenarnya disebabkan remaja berada dalam posisi underdog. Demikian penuturanRoslina beberapa waktu lampau, di Jakarta.
Baca juga: 5 Bahaya Trauma pada Remaja
Di satu sisi remaja dianggap sebagai orang yang sudah mempunyai pemikirannya sendiri, namun masih bergantung pada orangtua.
Kondisi ini yang membuat remaja masuk dalam dilema dan bahkan kerap mengalami depresi menyusul adanya pertentangan itu.
Lalu, kebanyakan orangtua hanya menilai remaja sebagai sosok yang sulit diatur. Padahal, orangtua seharusnya harus lebih memahami dan mengerti masalah dan tantangan yang dialami anak remaja.
Pengertian dan bantuan orangtua akan membantu remaja dalam mengatasi masa transisi yang negatif dalam hidup.
Roslina lantas mengungkapkan dua tantangan terbesar yang harus dihadapi remaja yang membuat mereka sering tertekan:
Baca juga: Modal Rp 15 Ribu, Tiga Remaja Asal Depok Mengaku Happy Nongkrong di Citayam Fashion Week
Setiap orang pasti membutuhkan orang lain untuk menemani mereka dalam suka dan duka.
Sebagai mahluk sosial, secara naluriah manusia pasti akan menjalin pertemanan dengan orang lain.
Di usia remaja, mereka akan berteman dengan lawan jenis. Ini adalah hal yang alamiah, dan orangtua tak perlu khawatir akan hal ini.
Tantangan terberat bagi remaja adalah saat mereka harus pandai-pandai menjalin pertemanan.
Bagi remaja, kepopuleran seseorang bisa terlihat dari banyaknya teman yang dimiliki.
Sayangnya mereka rentan "terjebak" dalam pertemanan yang negatif.
Baca juga: Reaksi Remaja Citayam Fashion Week Dengarkan Lagu Baru Yuni Shara