Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anda yang Berjerawat, Jangan Lakukan Tanam Benang!

Kompas.com - 22/10/2014, 16:00 WIB
Silvita Agmasari

Penulis


KOMPAS.com 
— Saat Anda memutuskan untuk mengaplikasikan perawatan kecantikan terkini yang bersifat non-alamiah, seperti tanam benang, sebaiknya kumpulkan semua informasi dan pengetahuan sebelum melakukan prosedur. Sebab, tak bisa dimungkiri, banyak prosedur bedah kosmetika yang berisiko tinggi terhadap tubuh dan keselamatan Anda.

Prosedur tanam benang dikelompokkan sebagai perawatan yang memerlukan tindakan medis. Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memperbaiki garis rahang agar lebih tirus, mengencangkan kulit dengan menarik pipi bagian bawah, menarik dagu bagian bawah, memancungkan hidung, menarik alis samping, kulit perut, lengan, serta paha yang telah mengendur.

Melalui wawancara langsung antara Kompas Female dengan dua dokter dari dua klinik kecantikan terkemuka di Ibu Kota yang menyediakan jasa perawatan tanam benang, yaitu dokter Silfia Bety dari klinik kecantikan Miracle Kemang dan dokter Sianne Wibowo dari klinik kecantikan Natasha Taman Anggrek, dijelaskan secara rinci mengenai proses sebelum dan sesudah prosedur tanam benang. 

Sebelum melakukan tanam benang atau thread lift, menurut kedua dokter, ada beberapa orang yang dilarang mengaplikasikan perawatan ini, yaitu ibu hamil, orang yang memiliki gangguan pembekuan darah dan penderita diabetes yang dapat menimbulkan infeksi dari luka.

Selain itu, orang yang kulit wajahnya sedang mengalami infeksi, luka, atau jerawat kronis, sebaiknya jangan melakukan prosedur ini. Sebab, rangkaian keluhan di wajah tersebut dapat memperparah kondisi kulit Anda.

Kemudian, sebelum melakukan tanam benang, pasien juga tidak diizinkan mengonsumsi obat pengencer darah, vitamin E, ginkobiloba, dan minyak ikan, lebih kurang satu minggu. Setelah memenuhi syarat-syarat tersebut di atas, dr Silfi dan dr Sianne, yang ditemui dalam kesempatan berbeda, juga menjelaskan proses selanjutnya, yakni konsultasi mengenai harapan maupun ekspektasi yang dinginkan oleh pasien kepada dokter.

Fase ini bertujuan agar pasien dan dokter sama-sama memiliki titik ekspektasi yang sama agar sama-sama puas setelah proses tanam benang dilakukan.  

Kemudian, dr Silfi mengatakan, dia lebih suka saat pasiennya membawa foto contoh wajah yang diharapkan. Dengan demikian, tahapan prosedur pun lebih mudah diarahkan demi mendapatkan wajah impian sang pasien.

Konsultasi dengan dokter juga memberikan pasien gambaran mengenai proses dan biaya yang diperlukan dalam tanam benang. Sebab, dua hal ini berlaku berbeda pada tiap orang, disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi tubuh dan kulit. Selain itu, juga untuk menentukan jumlah benang yang digunakan dan biaya yang mesti dibayarkan.

Terakhir, kedua dokter estetika ini juga mengingatkan kepada semua wanita untuk benar-benar jeli pada konsekuensi serta risiko dari prosedur tanam benang yang tengah menjadi buah bibir di kalangan wanita modern Ibu Kota sekarang ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com