Namun, siapa sangka ternyata kebiasaan menuliskan nama anak di bagian dalam pakaian ini terkadang malah mengundang tindak kejahatan yang seharusnya dihindari. Sebab, cara ini diyakini malah membuat si kecil berisiko diculik oleh pihak yang berniat tidak baik.
Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, mengungkapkan bahwa melindungi anak memang sudah menjadi kewajiban orangtua. Pun merupakan sebuah hal yang wajar bagi orangtua untuk melakukan tindakan protektif dan preventif terhadap anak, misalnya dengan menuliskan nama anak dalam ukuran kecil beserta nomor ponsel orangtua pada bagian dalam pakaian anak.
"Nama anak sebaiknya jangan tertulis di pakaian. Sebab, kalau suatu saat anak hilang (terpisah dengan orangtua, misalnya di mal), penjahat bisa memanggil namanya. Misalkan, 'Nina kenapa bingung? Kok nangis? Sini sama tante,'" ujar Anna, yang biasa disapa Nina, ketika menjadi pembicara pada Jakarta Fashion Week 2015 akhir pekan lalu.
Ketika anak menangis karena merasa bingung dan takut akibat terpisah dari orangtuanya, lanjut Nina, biasanya akan lebih mudah percaya kepada orang yang memanggil namanya. "Anak biasanya sangat tertarik dengan orang yang memanggil namanya," sebut dia.
Oleh karena itu, dibandingkan menulis nama anak di pakaian, Nina menyarankan agar orangtua meningkatkan pengawasan terhadap anak. Selain itu, anak juga sebaiknya diberi pengertian agar tidak mudah percaya kepada orang yang tidak dikenalnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.