Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Membuktikan bahwa "Fifty Shades of Grey" Sarat Kekerasan Emosional

Kompas.com - 15/02/2015, 20:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

 

KOMPAS.com - Anda yang pernah atau gemar membaca novel Fifty Shades of Grey karya EL James,  pasti tahu betul mengenai petualangan cinta penuh sensasi yang terjadi antara tokoh Christian Grey dan Anastasia Steele.

Kisah dalam novel ini pun diangkat ke layar lebar dan mulai ditayangkan pada 14 Februari 2015. Namun, sayang sekali, film tersebut tidak lulus sensor sehingga dilarang tayang di bioskop-bioskop Indonesia.

Kisah dalam novel yang sangat laris di pasaran tersebut menampilkan jenis seks sadomasokis, sebuah perilaku seks menyimpang yang diidap oleh Christian. Para peneliti pun tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kisah antara Christian dan Ana ini.

"Analisis kami mengidentifikasikan pola dalam kisah Fifty Shades yang merefleksikan kekerasan pada pasangan intim. Setelah menganalisis para karakter berdasarkan definisi kekerasan emosional dan seksual oleh Centers For Disease Control and Prevention, kami menemukan bahwa kekerasan emosional hadir dalam setiap interaksi di dalam buku tersebut," tulis para peneliti dari Ohio State University, Amerika Serikat.

Berdasarkan faktra bahwa film ini sarat dengan muatan kekerasan, tak heran akhirnya banyak menuai protes, kritik, dan bahkan boikot di sejumlah negara. Namun demikian, pada pekan pertama penayangannya di Amerika Serikat, film yang dibintangi Jamie Dornan dan Dakota Johnson ini malah meraup keuntungan hingga lebih dari 50 juta dollar AS.

Studi yang dipublikasikan pada Journal of Women's Health tersebut menyoroti perilaku mengontrol spesifik yang dilakukan oleh Christian kepada Ana. Salah satunya, Christian tak hanya mengikuti kemanapun Ana pergi, tapi juga menggunakan telepon dan komputer untuk melacak gerak Ana.

Christian juga memberikan banyak hadiah mahal kepada Ana, seperti sebuah mobil mewah. "Banyak wanita tidak sadar bahwa jenis manipulasi dan perdaya seperti ini adalah bentuk lain dari kekerasan," jelas Kristen Wynss PhD, pendiri Wynns Family Psychology di Cary, North Carolina.

Banyak pihak yang berpendapat bahwa kisah Christian dan Ana mestinya menginspirasi wanita untuk mau mengeksplorasi sisi seksualitas mereka agar sesi bercinta berjalan penuh gairah. Namun, sebaiknya, jangan memaksakan hal tersebut pada wanita. Sebab, menurut para ahli, nyaris semua karakter yang ditampilan dalam novel erotis ini menonjolkan perilaku yang tidah sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com