Ternyata jawabannya tidak juga. "Anjuran umum yang ada selama ini bagi pasangan yang tidak tahu kondisi fertilitasnya namun sudah siap menjadi orang tua adalah melakukan bercinta dengan frekuensi yang sering," ujar Elizabeth Fino MD, asisten profesor spesialis obstetri ginekologi dan reproduksi di NYU Fertility Center, New York, Amerika Serikat.
Fino menjelaskan, frekuensi bercinta yang sering kerap kali diterjemahkan oleh pasangan suami istri dengan bercinta setiap hari atau setiap dua hari sekali. Dengan frekuensi bercinta seperti itu dianggap berarti sperma pria akan segar dan sehat yang sangat baik untuk fertilisasi.
Namun demikian, Fino menegaskan anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. "Frekuensi bercinta yang sering akan membuat pasangan suami dan istri secara tidak sadar tertekan saat bercinta. Padahal seharusnya bercinta tidak boleh dilakukan ketika kondisi sangat stres," jelas Fino.
Lebih lanjut, Fino menyarankan agar pasangan suami dan istri mengunjungi dokter spesialis fertilitas. Apabila suami didiagnosa dengan kondisi yang terkait dengan ejakulasi atau kesuburan, maka kebiasaan dan frekuensi bercinta mau tidak mau harus diubah dengan anjuran dokter.
"Jika ada masalah dengan jumlah sperma suami atau masalah pada ejakulasinya, disarankan agar pasangan suami istri hanya bercinta setiap dua atau tiga hari sekali. Ini akan memberikan kesempatan bagi tubuh suami untuk memproduksi sperma dengan kualitas dan kuantitas terbaik," tutur Fino.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.