Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/08/2013, 15:15 WIB
Rahman Indra

Penulis

KOMPAS.com - Seperti manusia yang bertumbuh dan berkembang, begitu juga tradisi. Dia tidak diam dan tertinggal di masa lampau. Transformasi inilah yang kemudian dieksplorasi sedemikian rupa oleh Obin. Dengan semangat menggali kekayaan tradisi Indonesia, perancang bernama asli Josephine Komara ini percaya mereka yang hidup di masa sekarang akan berbeda dengan mereka yang hidup di era sebelumnya. 
 
Maka tak heran ketika menyaksikan koleksi terbarunya yang diperagakan dalam gelaran "I Love Indonesia: Tribute to Indonesia Heritage" di St. Louis Lounge, Lamoda Cafe, Plaza Indonesia, Rabu (21/8/2013) lalu, nuansa eksplorasi kain tradisional dengan mode kekinian tersebut begitu kentara. 
 
Obin lewat BINhouse mengusung koleksi yang ia beri tema "Invention of Tradition", atau menemukan kembali tradisi. Secara tak langsung ini menjadi pernyataan desainer yang menyebut dirinya tukang kain ini mengenai tradisi. 
 
"Orang dulu berbeda dengan orang sekarang, kalau dulu kain dipakai dengan dilipat. Sekarang dengan kemajuan zaman, orang ingin yang praktis, namun bagaimana caranya agar tidak meninggalkan kain tradisi," ujarnya menjelaskan, saat ditemui usai peragaan. 
 
Malam itu, di hadapan sejumlah penggemar setia koleksinya, Obin memamerkan 12 busana yang didominasi sarung dan syal. Motif batik atau tenun sangat mencolok pada bawahan atau sarung. Sementara, unsur kekinian tampil pada blus atau kebaya dengan teknik dan siluet yang dinamis. 
 
Ada blus tanpa lengan, atau atasan mirip kebaya namun dengan bagian lengan yang transparan. Lalu, pada busana yang lain, Obin bermain-main dengan potongan pada leher yang tinggi. Ini menjadikan koleksinya tampil mencolok, walaupun dipasangkan dengan sarung berbahan kain tradisional. 
 
Tidak hanya dari potongan dan kain, Obin juga bermain padu padan warna yang pas. Dari hitam dan putih, kuning dengan merah, atau atasan polos sementara bawahan bermotif, semuanya membuat setiap busana juga menjadi tampil lebih menarik. 
 
"Ketika kita bicara tradisi, mestinya tak hanya terpaku pada pakem, benar atau salah, tapi pantas atau tidak. Dan untuk itu juga mesti disesuaikan dengan perkembangan zaman," tambah dia. 
 
Obin lewat koleksinya seperti ingin mengajak publik untuk menikmati bagaimana proses eksplorasi terhadap kekayaan tradisi Indonesia itu menyenangkan, dan seperti tak ada habisnya. Dia selalu berupaya menemukan sesuatu yang baru lewat siluet, permainan teknik, cutting, dan membuat kain tradisional tampil sedinamis mungkin. 
 
Menurutnya upaya eksplorasi tradisi ini sudah ia lakukan sejak lama, dari tahun 1980-an. Buat dia, tidak ada yang perlu ditakuti, walau beberapa orang akan bilang keluar dari pakem. Karena bagaimanapun, tradisi mesti bertumbuh, ada unsur kebaruan. 
 
Sebagai tambahan analogi, Obin mengambil contoh kalau ibunya dulu tampil cantik dengan kebaya, sanggul, dan konde. Namun itu dulu ketika transportasi tidak seperti sekarang. Perempuan masa kini butuh yang praktis namun tetap cantik. Di sinilah kemudian kreasi dihadirkan. 
 
Obin menampilkan tekstur yang berbeda, siluet yang berbeda dan kebaya pun tidak hanya panjang tapi juga ada yang pendek. Kreasi dan eksplorasi ini tak ada batasnya. 
 
Malam itu, selain koleksi BINhouse, juga tampil sejumlah koleksi dari Iwan Tirta Private Collection Signature. Eksplorasi batik dengan berbagai motif besar juga tampil mencolok dengan potongan masa kini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com