Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/10/2013, 09:23 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

KOMPAS.com - Kecantikan itu tak cuma melulu tentang kesempurnaan fisik dan juga wajah. Melalui penelitian yang dilakukan Dove Real Beauty Campaign di 25 negara, ternyata ada delapan parameter untuk mengukur kecantikan. Parameter kecantikan ini dibagi berdasarkan wilayah negara di berbagai belahan dunia.

"Hal ini mengindikasikan bahwa setiap negara punya kriterianya masing-masing untuk menilai arti cantik,"  ungkap Dewi Mulyati, Head of Consumer Marketing Insight Unilever Indonesia saat pemaparan hasil penelitian Dove di Jakarta beberapa waktu lalu.

1. Cantik itu muda
Bagi banyak orang, yang namanya cantik itu pasti berkaitan dengan kemudaan kulit dan juga usia. Parameter cantik itu muda juga diakui oleh masyarakat Indonesia. "Tak heran banyak orang yang berusaha untuk bisa terlihat muda," tambahnya.

2. Cantik itu berkaitan dengan alam
Anda pasti setuju kalau cantik itu harus alami. Masyarakat Indonesia nampaknya masih setuju bahwa kecantikan itu harus didapatkan secara alami misalnya dengan diet, make-up, olahraga, perawatan wajah rutin dan perawatan tradisional lainnya. Indonesia masih termasuk kriteria orang yang masih mengagungkan kecantikan alami, namun masih banyak mengejar standar kecantikan yang ideal.

Hal ini sedikit berbeda dengan penduduk di negara lainnya, seperti Amerika, terutama Brazil yang ternyata terobsesi dengan operasi plastik agar terlihat cantik.

3. Cantik itu berkaitan dengan holistik
Nah ini dia yang paling menggambarkan arti cantik bagi perempuan Indonesia. Sama seperti arti cantik yang digadang-gadangkan oleh banyak kontes perempuan cantik, cantik itu harus didukung dengan perilaku, penampilan, dan kemampuan otak yang memadai.

4. Cantik itu ikut tren
Cantik seharusnya tidak menjadi sumber kesengsaraan bagi perempuan.Tren kecantikan itu boleh diikuti atau tidak, ini bukanlah sebuah paksaan. Hanya saja bagi perempuan Indonesia, tren kecantikan di luar negeri masih menjadi panduan utama agar dinilai cantik.

"Masih banyak perempuan Indonesia yang masih ikut-ikutan dengan berbagai tren kecantikan dunia, meskipun belum tentu cocok," kata Dewi.

5. Cantik itu punya tubuh yang bagus
Anda pasti tak terlalu setuju dengan kriteria yang satu ini. Namun beberapa negara seperti Amerika, Italia, Jerman, Rusia dan Mexico percaya bahwa seorang perempuan cantik adalah perempuan yang punya fisik bagus dan seksi.

Sedangkan negara-negara seperti Indonesia, India, China, dan Jepang tidak menekankan keindahan tubuh perempuan. Namun, penduduk di negara tersebut menilai kecantikan dari wajahnya.

6.Cantik itu berkaitan dengan peranan pria
Secara tak sadar pria itu juga turut menentukan standar kecantikan perempuan. Dengan kata lain, misalnya pria biasanya bisa menilai perempuan cantik adalah perempuan berkulit putih, rambut panjang. Maka secara tak langsung, banyak perempuan yang percaya bahwa cantik bagi pria adalah perempuan putih berambut panjang.

7. Cantik itu berkaitan dengan sosial ekonomi
Banyak perempuan yang percaya bahwa cantik itu memiliki sex appeal dan sex competen untuk mengubah keadaan khususnya sosial ekonominya. Bahkan beberapa penelitian mengungkapkan bahwa perempuan yang cantik  bisa punya jabatan tinggi di sebuah perusahaan. Salah satu negara yang percaya arti cantik seperti ini adalah Mexico.

8. Cantik itu bersinergi
Cantik itu punya sinergi dengan banyak hal. Selain fisik yang bagus, perilaku dan otak yang mumpuni, cantik itu juga harus bersinergi dengan norma masyarakat, keluarga, klan, dan juga dengan agama. Indonesia termasuk dalam kelompok masyarakat yang mengadaptasi nilai kecantikan seperti ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com