Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/10/2013, 12:57 WIB
D. Syafrina Syaaf

Penulis

KOMPAS.com — Buku berjudul Single, Sex, and Survival ditulis oleh Rizka Moeslichan dan diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada tahun 2010 lalu. Rizka melakukan survei terhadap 100 janda-duda di Indonesia tentang perilaku mereka setelah menghadapi perceraian. Ini dianggap cukup mendobrak tabu.

Selain menguak hikmah dari perceraian yang diungkap oleh Rizka, perilaku seks pun turut diangkat. Dalam penelitian yang respondennya hampir 70 persen perempuan ini, Rizka menemukan sebagian besar mereka tidak mempunyai kebutuhan biologis yang cukup besar. Menurut dia, itu karunia perempuan.

Bagi perempuan, afeksi sudah cukup. "Kasih sayang, perhatian, semua itu cukup. Dengan enggak ada pernikahan, perempuan bisa dapat itu semua," ujarnya. Menurut Rizka, banyak perempuan enggan mengulangi pernikahan mereka karena laki-laki tidak memenuhi ekspektasi. "Banyak pernikahan gagal karena financial pressure. Itu fakta," katanya.

Rizka juga mengakui bahwa kesempatan kerja yang terbuka lebar untuk perempuan dalam masyarakat membuat perempuan tak lagi enggan untuk menapaki hidup sebagai seorang yang single. Semua wilayah kerja kini dimasuki perempuan, mulai dari resepsionis, penjaga toko, petugas sekuriti, sampai eksekutif.

"Dalam penelitian, walaupun enggak financially ready, perempuan itu cenderung punya kesiapan mental (untuk memasuki kehidupan sendiri, red)," katanya.

Bahkan, banyak perempuan setelah bercerai malah makin cantik dan percaya diri. Selain mempunyai banyak kesempatan merawat diri sendiri, menurut Rizka, perempuan akan lebih bercahaya apabila mereka mempunyai kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri. Selain itu, perempuan juga dituntut oleh lingkungan untuk membuktikan bahwa dia tidak lemah, dan mampu secara mandiri menghidupi diri dan keluarganya.

"Hal-hal ini yang membuat perempuan lebih kinclong atau kelihatan lebih percaya diri setelah bercerai," ujar Rizka, seperti yang tertulis di majalah Intisari.

Keputusan untuk menikah lagi atau tidak pada perempuan yang pernah bercerai adalah keputusan yang amat rasional, bukan emosional. Sebab, pertimbangan emosi cenderung merugikan. Rasio inilah yang banyak menunda rencana menikah lagi.

"Bagaimanapun menurutku ini enggak balance ya. Emosi jadi di belakang banget. Rasio yang dikedepankan banget," katanya.

Rizka, konsultan manajemen dan motivator ini, juga menekankan bahwa independensi tak selamanya bisa diartikan bagus. Setiap orang, kata dia, mempunyai ketergantungan dalam level yang berbeda. Menurut Rizka, hubungan yang sehat, baik, sebagai single atau menikah, dalam masyarakat adalah interdependensi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com