Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/12/2013, 11:03 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Sumber dailymail

Kompas.com - Bagi kaum wanita, pembalut, tampon, dan produk untuk merawat daerah kewanitaan tidak bisa dipisahkan dari kebutuhan harian. Meski begitu kita tidak boleh memilih produk sembarangan.

Menurut para aktivitis dari Women's Voices for the Earth, sebaiknya kita mengurangi penggunaan produk kewanitaan tersebut. Jika ingin menggunakannya, sebaiknya pilih yang tidak mengandung parfum dan pemutih.

Mereka berpendapat, sebagian material dalam produk tampon, pembalut, pantyliner, bahkan tisu khusus untuk membasuh vagina, mengandung zat beracun yang dapat menimbulkan reaksi alergi, iritasi, bahkan meningkatkan risiko kanker.

Zat-zat beracun tersebut antara lain pestisida, pengharum, pemutih, dan zat-zat tambahan lainnya.

"Produsen seharusnya mencantumkan seluruh bahan pembuat dan zat pengawet yang digunakan dalam tampon dan pembalut. Terutama zat yang dapat menyebabkan alergi," tulis mereka dalam laporan bertajuk Chem Fatale.

Di Amerika Serikat, pembalut dan tampon memang dikelompokkan dalam alat medis oleh Food & Drugs Administration (FDA) sehingga tidak ada kewajiban oleh produsen untuk mencantumkan bahan-bahan pembuatnya.

Kekhawatiran lainnya adalah penggunaan kapas, rayon, atau bahan serat lainnya yang kerap diputihkan dengan klorin. Meski sebenarnya kandungan klorin dalam produk tersebut sangat kecil, namun mereka tetap berpendapat produk itu berbahaya karena mudah diserap oleh jaringan vagina.

Mereka juga menyarankan agar para wanita memilih produk tampon dan pembalut yang bebas klorin atau menggunakan pembalut yang bisa dicuci.

Sayangnya sampai saat ini belum ada penelitian ilmiah untuk menguji secara akurat apakah produk khusus kewanitaan tersebut memang berbahaya bagi kesehatan. Karena itu sebaiknya kita juga lebih bijak menanggapi setiap klaim. Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami alergi atau iritasi akibat penggunaan pembalut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com