Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Sukses Berikan ASI Eksklusif? Minta Dukungan Suami

Kompas.com - 23/05/2014, 22:31 WIB

KOMPAS.com -- Peran dan dukungan suami sangat besar terhadap keberhasilan program ASI eksklusif. Seperti apa faktanya, berikut penjelasannya:

Hubungan harmonis, produksi ASI meningkat
Dukungan suami kepada istri kala menyusui amat besar pengaruhnya bagi kelancaran produksi ASI. Sebab, hubungan yang baik pada kondisi psikis istri. Bila hubungan kurang harmonis, bukan tidak mungkin produksi ASI menjadi terhambat.

Mengapa? Tak lain karena pikiran negatif istri akan membuat refleks oksitosin menurun. Padahal, oksitosin inilah yang menentukan keluarnya ASI. Tanpa oksitosin, ASI dari "pabrik" susu tak bisa jalan ke "gudang" susu, meskipun ASI diproduksi, tetapi tetap diam tak bisa mengalir. Sebab, oksitosin-lah yang melakukan tekanan untuk menggerakkan otot yang melingkar di dalam "pabrik" susu, hingga terjadi kontraksi dan "pabrik" susu mampu menyemprotkan ASI. Kalau sudah begitu, program ASI eksklusif pun terancam gagal.

Buat istri nyaman
Dukungan suami lainnya untuk keberhasilan memberikan ASI eksklusif yaitu menciptakan suasana tenang dan aman bagi sang istri. Misalnya, memberi perhatian saat sang istri sedang menyusui atau memperhatikan kebutuhan istri, tak bikin masalah yang bisa membuat istri sedang kalut. Pun sebaiknya para suami bisa menolong mengurangi beban istri. Kalau si anak lapar, misal, jangan malah bilang, "Itu, lho, anakmu menangis." Sebaiknya justru suami yang mengangkat si anak, menggendongnya, baru sesudahnya menyerahkan ke istri untuk disusui.

Berikan pijatan
Selama istri menyusui dan memberikan program ASI eksklusif, suami bisa memijat punggung istri dengan penuh kasih sayang atau mengambilkan minuman karena ibu menyusui harus banyak minum. Jangan lupa, sepulang kantor, tanyakan keadaan sang bayi dan istri. Hal-hal demikian sangat berdampak besar, lho, pada ketenangan pikiran istri. Dengan begitu, istri dapat tenang dan nyaman memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi.

Ikut merawat bayi 
Sebenarnya bayi pun senang dirawat ayahnya. Penelitian menunjukkan, saat lapar, sebenarnya bayi lebih senang digendong ayahnya. Mungkin ia suka mendengar vibrasi napas bapak karena lebih enak terdengar dibanding ibunya. Itu sebabnya, bila bayi rewel atau stres, biasanya ayah lebih mudah menenangkannya dibanding ibu. Jadi, harus disadari para suami, walau secara lahiriah ia tak bisa hamil dan tak bisa memberi ASI eksklusif, proses menyusui adalah proses keluarga.

Bahkan, kini di Amerika tengah digalakkan program sharing the bed, yang sebenarnya sudah dijalani orang tua kita zaman dulu, yaitu bayi tidur dikeloni ayah-ibu sehingga, jika ia menangis, bisa segera digendong ayah lalu diberikan kepada ibu untuk diberi ASI. Seusai itu, suami kembali menggendong bayi dengan posisi berdiri sampai si kecil bersendawa. Bahkan suami juga bisa membantu istri mengganti popok anaknya. Dengan kata lain, terbentuk kerja tim. Berkat dukungan suami, istri pun sukses memberikan ASI eksklusif untuk bayinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com