Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plagiat Makin Banyak, Mari Elka Beri Saran kepada Desainer Busana

Kompas.com - 30/05/2014, 10:39 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

KOMPAS.com - Dunia fesyen memang bagian dunia kreatif. Setiap saat model busana kerap berubah. Para desainer pun dituntut untuk bisa menghadirkan inovasi baru ke dalam karya-karyanya.

Sayangnya, seiring dengan semakin kreatifnya desainer, para plagiat juga makin "kreatif" untuk menjiplak karya-karya ini. Padahal, sebuah karya dan ide kreatif seseorang adalah hal yang tak ternilai harganya.

"Plagiat atau penjiplakan ini memang tidak bisa diberantas 100 persen. Tetapi semuanya bisa diberantas dengan desainer jadi lebih kreatif lagi," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, saat konferensi pers fashion show Anne Avantie di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Rabu (28/5/2014).

Mari mengatakan, plagiarisme sebenarnya bisa terjadi karena banyaknya orang yang menggemari karya atau desain tersebut. Hanya saja, menggemari seharusnya bikan menjadi alasan untuk menyontek karya seseorang.

"Menjiplak hasil karya seseorang itu tidak diperbolehkan tetapi kalau terinspirasi dari atau "ala-ala" itu masih diperbolehkan," ujarnya.

Untuk meminimalisir plagiarisme di dunia fesyen, Mari menyarankan para desainer untuk melakukan beberapa hal, yaitu:

1. Mendaftarkan brand dan desain
Dibandingkan dengan karya seni lainnya, desain fesyen memang hal yang paling sulit untuk dilindungi. Hanya saja untuk memproteksi diri dari berbagai hal yang tak diinginkan, desainer sebaiknya mendaftarkan nama merek dagang (brand) mereka ke Direktorat Jenderal HKI (Hak Kekayaan Intelektual).

Jika ada desain yang sangat unik dan spesial, juga tidak masalah untuk didaftarkan. "Kebanyakan orang selalu bilang nanti saja karena usahanya masih kecil. Apakah Anda tidak mau usaha membesarkan brand itu? Semua ada prosesnya, jadi tidak masalah kalo dipatenkan dulu, jadi ke depannya kalau sudah besar tidak ada masalah dengan hal ini lagi," katanya.

2. Mendokumentasikan desain
Para desainer sering menciptakan beragam desain busana. Setelah diciptakan, desainer biasanya langsung menggelar fashion show.

"Sebaiknya semua proses kreatif ini didokumentasikan, diberi tanggal, dan nama desainernya. Tujuannya, sebagai alat bukti bahwa Anda adalah desainer atau orang pertama yang mendesainnya dan ketahuan siapa yang meniru," kata Mari.

3. Produksi massal
Salah satu kekurangan desainer masa kini adalah mereka kurang siap dengan produksi massal busana mereka. Khususnya busana-busana yang sudah mereka pertunjukkan.

Mari mengatakan, kecepatan teknologi masa kini membuat banyak orang bisa mengakses dan memperoleh koleksi terbaru para desainer. Oleh karena itu, ia menyarankan kepada para desainer untuk langsung mempersiapkan produksi massal busananya.

"Jadi setelah show dan banyak orang yang suka jadinya mereka bisa langsung dapat dari desainernya. Jadi first mover advantage," sarannya.

4. Jadi lebih kreatif
Ketika sebuah karya banyak plagiatnya, ini artinya, karya tersebut sangat digemari dan memiliki banyak penggemar. Di satu sisi desainer boleh berbangga. Tapi di sisi lain, plagiarisme menuntut Anda untuk jadi pribadi yang lebih kreatif. Tentunya profesi sebagai desainer akan jadi lebih berharga ketika bisa menjadi trensetter dibandingkan jadi follower kan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com