Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik Jabatan, Barang Mewah Jadi Incaran demi Tampil Beda

Kompas.com - 01/07/2014, 12:21 WIB
Wardah Fajri

Penulis

KOMPAS.com — Ada beragam alasan yang membuat seseorang memilih pakai produk fashion bermerek untuk menunjang penampilannya. Jam tangan dan tas mewah biasanya menjadi aspirasi bahkan sesuatu yang bisa membantu mereka dalam meredefenisikan dirinya.

Pakar branding, Amalia Maulana, mengatakan, bagi kalangan yang istilahnya disebut orang kaya baru, mereka butuh sesuatu untuk meredefenisikan dirinya selain mencapai aspirasinya. Sebelum menjadi orang kaya baru, mereka yang menyimpan aspirasi ingin mengenakan barang mewah, pada akhirnya bisa mencapai aspirasinya tersebut. Barang mewah yang dipakainya sekaligus juga menunjukkan bahwa kini mereka telah menjadi kalangan mampu atau orang kaya baru.

"Untuk redefenisi mereka butuh external support, salah satunya tas mewah," kata Amalia kepada Kompas Female di Jakarta.

Tuntutan karier
Seseorang yang baru naik jabatan atau mendapatkan promosi di tempat kerjanya juga bisa masuk dalam kalangan ini. Selain penghasilan bertambah dan mereka masuk dalam kategori OKB, seseorang yang naik jabatan juga mulai menggunakan barang bermerek karena tuntutan karier.

Amalia mengatakan, ada orang yang mulai menggunakan barang mewah karena tuntutan karier. Orang ini sebenarnya tidak suka atau fanatik pada merek tertentu. Namun, saat posisinya semakin tinggi di perusahaan tempatnya bekerja maka ia harus tampil beda.

"Saat jadi CEO misalnya, ia harus tampil. Ia menampilkan perusahaan, image perusahaan," kata Amalia.

Tuntutan karier menjadi faktor eksternal yang mendorong seseorang pada akhirnya menggunakan barang bermerek untuk menunjang penampilan. Bahkan ketika seseorang naik jabatan ke level manajer misalnya, selain memang ia menyimpan aspirasi untuk tampil memakai tas mewah tertentu, ia juga harus tampil menyesuaikan diri dengan status sosialnya yang naik level.

Tampil memakai barang mewah juga menjadi kebutuhan seseorang yang bergabung dalam komunitas tertentu. Seseorang yang naik jabatan, menjadi manajer misalnya, kemudian bergabung dalam komunitas tertentu yang satu level dengannya, mau tak mau harus mengikuti semacam aturan main di dalamnya.

Amalia mengatakan, seseorang ingin pakai barang mewah juga karena tuntutan komunitasnya. "Semacam dresscode dalam komunitas tersebut, jadi harus pakai barang mewah. Kalau enggak pakai barang mewah enggak dianggap dalam grup," tuturnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com