Billy Tjong Hadirkan Koleksi Portrait nan Seksi

Billy mengaku butuh waktu cukup panjang untuk menyiapkan peragaan busana tunggal perdananya, yang digelar di The Foundry 8, Jakarta, Rabu (3/7/2013) lalu. Malam itu ia memamerkan 32 set busana siap pakai, 10 gaun malam dan 8 gaun pengantin. Hampir semuanya sensual dan kentara menampilkan sisi feminin yang menjadi ciri khas desain Billy.

“Saya deg-degan karena menyiapkan ini cukup lama, buat saya pagelaran tunggal bukan ajang main-main, ada tanggungjawabnya sebagai perancang,” ujarnya beralasan.

Desainer yang memulai kariernya di bidang mode sejak tahun 2001 itu sepertinya benar-benar bersiap dengan matang. Ia tidak hanya menampilkan detail rancangan saja, tapi juga bagaimana agar rancangan itu hadir sesuai dengan temanya masing-masing. Dari 32 busana siap pakai (dibagi dalam tiga sesi), lalu gaun malam, dan ditutup dengan gaun pengantin. Menyaksikan peragaan busana ini seperti menonton sebuah pertunjukan yang sudah diatur babakannya.

Di babak pertama, busana siap pakai dibuka dengan parade bersama. Lalu mulailah satu persatu berjalan menyusuri runway yang diset apik dengan tata lampu yang gemerlap. Di sesi pertama, Billy menunjukkan koleksinya yang didominasi warna gelap, yang seolah menyampaikan sisi muram dari potret Billy.

Untuk melihat motif yang digunakan, mesti benar-benar fokus dan memberi perhatian dengan seksama. Bakal ditemukan foto ritual api oleh para penari kecak Bali, atau foto muram di Borobudur. Gambar-gambar itu tampil dengan potongan beragam, ada atasan model kimono berdetail menerawang yang dipadu dengan rok lurus warna hitam metalik. Lainnya, ada rok bervolume yang hadir bersama atasan rajut tanpa lengan, serta gaun berpotongan tegas dengan detail semi peplum.

Di sesi kedua koleksi busana siap pakainya, Billy menawarkan warna-warna terang yang seakan mewakili keceriaan. Di bagian ini jelas terlihat gambar-gambar yang mudah dikenali seperti Stasiun Kota Jakarta yang menempel di atasan tanpa lengan, lalu gedung-gedung pencakar langit di Jakarta dalam bentuk blus dan celana panjang.

Di sesi ketiganya, jika kita telaah lagi, akan ditemukan warna-warna yang tidak begitu mencolok alias di antara yang gelap dan terang. Di bagian ini, ada potret ombak, gunung, atau awan yang dituangkan Billy dalam berbagai jenis rancangan. Di antaranya baju detail peplum yang dipadu rok lurus, busana bertekstur ringan dalam potongan asimetris, busana bernuansa oriental, hingga terusan lurus dan gaun lingkar.

Billy lalu menyisipkan koleksi gaun malam dan gaun pengantin yang katanya merupakan rekam jejak dari perjalanannya mendesain selama ini. Gaun-gaun malam itu didominasi gaun panjangdengan siluet mermaid, ballgown dengan oriental look tanpa lengan dan transparan di beberapa bagian. Di antara gaun malam ini, ada satu yang mini, menerawang, dan melekat di tubuh.

Sementara di rangkaian busana pengantinnya, walaupun ada yang berwarna putih, Billy juga menghadirkan ballgown dengan aneka ragam warna dari mulai fuchsia, hijau mint, hingga warna kuning. Sebagai penutup, hadir satu mini dress tanpa lengan dengan motif cetak yang menampilkan sosok pengantin dengan gaunnya.

Mini dress sepaha ini menjadi penutup yang menjadi penegas betapa Billy sebagai desainer ingin lepas bebas berkreasi. Dan koleksinya kali ini patut diapresiasi karenanya.