Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/08/2013, 21:42 WIB
Wardah Fazriyati

Penulis

KOMPAS.com - Ajang Miss Big Indonesia kembali digelar, dengan rangkaian program yang semakin unik dan menarik. Ajang ini semakin banyak memberikan kesempatan kepada perempuan bertubuh besar untuk berkontribusi lebih besar, utamanya untuk membawa perubahan positif bagi diri sendiri sekaligus menginspirasi perempuan lainnya.

Neny Wahyuni selaku penanggung jawab dan penasehat Miss Big Indonesia (MBI) 2013 dari STP Sahid sebagai penyelenggara mengatakan banyak hal baru pada pelaksanaan MBI tahun ini.

Selain memberi gelar kepada Miss Big menjadi duta konservasi badak, bekerjasama dengan Kementerian Kehutanan RI, masih banyak lagi program yang dijalankan dan kontribusi yang bisa diberikan pemenang nantinya.

"Miss Big ini unik. Dengan keunikannya, perempuan bertubuh besar bisa melakukan yang terbaik, bukan dikesampingkan," ungkapnya saat jumpa pers di Coffee Club Senayan City Jakarta, Senin (19/8/2013).

Terkait perannya sebagai duta konservasi badak, Miss Big 2010, Ayu Putri Swastika memandang positif gelarnya ini. Meski tak sedikit orang yang memandang sebelah mata, bahkan melabel negatif Miss Big terkait perannya dengan duta konservasi badak, Putri mengungkapkan pendapatnya saat ditanyakan apakah ia tak malu menyandang duta konservasi badak? "Sesuatu yang hampir punah seperti badak, 'harganya' mahal. Perjuangan untuk menjadi Miss Big juga mahal," jawabnya.

Bagi Ririe Bogar selaku pendiri Miss Big Indonesia dan komunitas Xtra-L, butuh kepercayaan diri untuk merespons pernyataan juga pertanyaan terkait body image yang kerap mendeskreditkan perempuan bertubuh besar.

"Kalau Angelina Jolie dengan tubuh kurusnya ditunjuk menjadi duta orang utan, tidak pernah muncul pertanyaan semacam ini, apakah tidak malu menjadi duta orang utan? Hanya karena bertubuh besar, lalu menyandang duta badak, kemudian pertanyaan seperti ini muncul. Kalau ada perempuan bertubuh kurus menjadi duta gajah, ia tidak akan didiskriminasikan seperti ini," ungkapnya.

Menurut Ririe, justru dengan adanya Miss Big Indonesia, perempuan bertubuh besar punya kesempatan untuk menampilkan kemampuan dan potensinya. Mereka juga adalah perempuan yang sehat, bukan semata fisik tapi positif terhadap dirinya sendiri.

"Kompetisi semacam ini bisa menyehatkan pikiran, karena perempuan bertubuh besar bisa melakukan banyak hal positif," ujarnya.

Terlebih lagi, mulai 2013, MBI akan berlangsung setahun sekali. Harapannya agar masyarakat tak kehilangan momentum akan ajang yang unik ini, sekaligus mengingatkan masyarakat pentingnya peduli lingkungan dan peduli terhadap badak asli Indonesia yang kini jumlahnya hanya tersisa 300-400 ekor saja.

Selain menjalani serangkaian program selama setahun menyandang gelar Miss Big, pemenang Miss Big Indonesia nantinya berhak mendapatkan hadiah beasiswa kuliah pariwisata di STP Sahid jenjang Strata-1 atau Diploma-4.

Di antaranya program tersebut adalah mengkampanyekan gerakan Stop Bullying Indonesia melalui sekolah dan organisasi masyarakat, bekerjasama dengan jaringan STP Sahid.

"Sasaran utamanya anak-anak, karena banyak anak bertubuh besar sejak TK sering di-bully. Gerakan ini mengajak anak-anak lebih menghargai orang lain bukan dari fisik semata. Perempuan bertubuh besar juga sering di-bully dan ini membuat kepercayaan diri mereka runtuh, karena akan terus teringat bertahun-tahun," papar Ririe.

Kontestan juga pemenang Miss Big Indonesia, juga berkesempatan tampil sebagai pemeran utama dalam film layar lebar bertajuk "Dunia Sempit". Menggandeng sutradara muda Billy Cristian, Miss Big Indonesia mencari talenta untuk memerankan empat tokoh perempuan bertubuh besar tanpa diskriminasi.

"Problem perempuan bertubuh besar ini meruncing ke ukuran tubuh. Mereka mengalami diskriminasi di pekerjaan, keluarga, karena stereotip yang melekat padanya. Drama romantis komedi ini sangat dekat dengan masyarakat. Dan perempuan bertubuh besar tidak mendapatkan peran diskriminatif seperti kerap muncul di berbagai tayangan," tutur Billy kepada Kompas Female.

Melalui film yang mengambil tagline, "Ketika segala sesuatu dinilai dari ukuran" ini, Ririe mengungkapkan bahwa perempuan bertubuh besar juga bisa menjadi tokoh sentral, menjadi sang Cinderella, bukan bahan ejekan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com