"Daycare" Punya Kelemahan, Anak Bisa Jadi Korban

Psikolog dari klinik tumbuh kembang Rainbow Clinic, Rika Ermasari, S.Psi, Ct, CHt mengatakan  daycare punya kelemahan terkait kontrol terhadap anak juga aturan yang boleh jadi bertentangan dengan aturan di rumah.

"Kelemahan daycare di antaranya kita tidak bisa mengontrol apa yang terjadi selama anak dititipkan. Di daycare ada banyak anak, belum tentu semuanya tertangani dengan baik. Aturan yang diterapkan daycare juga belum tentu sama dengan di rumah, sehingga membuat anak jadi bingung. Kalau anak menjadi bingung, anak menjadi korbannya," ungkap Rika saat talkshow parenting bersama ELC dan Brawijaya Women and Children Hospital di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Rika, kalau orangtua bisa mengontrol atau mendapatkan kepastian bahkan jaminan dari pemilik daycare bahwa anak terkontrol dengan baik, tak ada salahnya memilih daycare. Biasanya  orangtua bisa mendapatkan jaminan ini kalau mengenal langsung si pemilik daycare dan konsep pengasuhan yang diterapkannya.

Namun, jika asal memilih daycare, orangtua perlu mencermati bahwa ketika pengasuh mengurus banyak anak di daycare, mereka punya kepentingan.

"Pengasuh saat mengurus banyak anak, tentunya akan lebih suka dengan anak yang menuruti apa katanya, diam. Anak yang seperti ini akan lebih disukai. Lantas kalau ada anak yang aktif atau hiperaktif, lantas dicap autis," ungkapnya.

Rika menambahkan, aturan yang berlaku di daycare juga perlu mendapat perhatian orangtua. Biasanya, orangtua tidak bisa mengontrol aturan yang sudah diterapkan. Artinya, ketika memilih daycare, orangtua umumnya akan mengikuti aturan yang ada. Sayangnya, belum tentu aturan di daycare sejalan dengan aturan di rumah.

Jadi, kalau ingin mendapatkan hasil maksimal dari daycare, sebaiknya pilih yang aturannya setidaknya tidak bertentangan dengan di rumah, meski tak mudah untuk mendapatkan aturan yang sama persis.