Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Manis Dua “Single” Mama yang Mandiri dan Sukses

Kompas.com - 08/10/2013, 20:17 WIB
D. Syafrina Syaaf

Penulis

KOMPAS.com – Sewaktu menikah, setiap pasangan tentu memiliki niatan untuk terus langgeng hingga maut memisahkan. Namun, manusia hanya bisa merencanakan, sampai akhirnya hidup menggariskan lain. Sebuah keputusan harus diambil, dijalankan dan apapun yang terjadi kebahagiaan anak adalah prioritas utama.

Membesarkan anak seorang diri, bukan sesuatu yang mudah untuk perempuan, namun Mita Widya dan Vaniza, dengan kepala tegak dan hati penuh nyali serta kasih, tak lagi ingin menengok ke masa lalu. Rencana mereka hanya satu, membawa sang buah hati untuk terus melangkah ke depan. Karena, hidup tidak menunggu, melainkan terus berjalan.

Mita Widya, 28 tahun, Pengusaha :

Dulu saat pertama kali memutuskan untuk pisah rumah dengan mantan suami, putraku yang bernama Orva masih berusia empat tahun. Menjelaskan pada Orva, mengapa aku dan dia tidak lagi tinggal serumah dengan ayah, adalah tahap paling berat dari proses perceraian. Apalagi, Orva sangat dekat dengan ayahnya. Dia selalu tanya, “Bun, kok ayah nggak pulang sih?”.

Tapi aku harus tabah di depan putra tunggalku ini. Aku peluk Orva, sembari menjelaskan kalau ayah tinggal di rumah oma untuk seterusnya, dan kalau Orva kangen sama ayah, kita bisa kapan saja ke sana. Melerai emosi dan logika adalah hal paling berat, di satu sisi aku hancur, tapi di sisi lain aku harus kuat untuk anak. Sebagai seorang Ibu, aku tidak boleh menyalahkan keadaan dan membebankannya pada anak.

Bagi semua Ibu yang bercerai, jangan pernah bersikap egois terhadap hubungan anak dan ayahnya. Karena anak harus tumbuh dengan kasih sayang kedua orangtuanya. Memang berat, tapi wajib dijalankan demi masa depan anak.

Sampai hari ini, sudah hampir empat tahun aku berpisah dari mantan suami. Dan jujur saja, hingga sekarang pun, masih terus berusaha untuk berdamai dengan keadaan. Alhamdulillah, menjalankan cobaan dengan ikhlas, ternyata membuahkan kebaikan buat Orva. Saat ini, putraku tumbuh dengan emosi yang stabil dan penyayang. Meski bercerai, dia tidak kehilangan sosok ayah dan bundanya. Dan di luar semua itu, Orva makin senang karena dia kini mempunyai keluarga yang lebih besar, karena ayahnya sudah menikah kembali.

Vaniza, 32 tahun, Senior Tenant Relations and Fit Out Coordinator UOB Plaza :

Sebelum akhirnya resmi bercerai beberapa bulan yang lalu, aku dan mantan suami sudah lebih dulu pisah rumah selama tiga tahun. Dan selama itu pulalah, putriku satu-satunya, Gayatri Sahilla Chandra Kirana (Ila), 5 tahun, ikut bersamaku. Ya, untuk urusan anak, akulah yang mengasuhnya.

Kalau lagi kerja, Ila dijaga sama mamaku dan seorang pembantu . Dan, aku tidak pernah melarang ayah Ila datang untuk menjenguk dan bermain dengannya. Biasanya sih, dia datang dua minggu sekali, tapi belakangan sudah semakin jarang, dan menelpon juga sudah jarang banget. Well, aku nggak mempermasalahkan hal itu sih. Intinya, aku tidak melarang mantan suami menengok anaknya.

Setelah resmi bercerai, aku merasa telah melakukan hal yang benar dalam hidupku. Banyak orang yang tanya, apakah aku lebih bahagia sekarang? Jujur, aku juga tidak tahu. Tetapi yang pasti, memilih berpisah adalah keputusan yang tepat untukku.

Aku dan Ila bak dua pejuang yang saling melengkapi, mungkin karena sama-sama perempuan, kami pun akur, komunikatif, solidlah. Kadang-kadang aku merasa, putriku ini tuh pengertian, dia lebih dewasa dibandingkan umurnya.  Aku butuh dia, dan dia butuh aku, walaupun Ila masih balita, tapi aku yakin jauh dalam hatinya, ia mendukung semua yang aku lakukan. Dan semuanya untuk masa depan Ila.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com