Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Tak Butuh Mainan Canggih, Mereka Butuh Pelukan Orangtua

Kompas.com - 24/11/2013, 12:25 WIB
K. Wahyu Utami

Penulis

KOMPAS.com – Kebersamaan dalam keluarga adalah salah satu faktor mendasar yang dapat membangun kedekatan emosional di antara anggota keluarga.

Sebagai orangtua, sepatutnya Anda menjadi tauladan bagi anak, caranya dengan membangun komunikasi yang baik, perlihatkan secara nyata kalau mereka disayangi dan dicintai oleh Anda.

Kasih sayang ditunjukkan lewat pelukan, usapan pada kepala anak dan percakapan yang berkualitas. Disiplin diajarkan dengan mengupayakan anak untuk bertanggung jawab, menerima konsekuensi ketika melanggar aturan, dan berani berkata maaf jika salah.

Menurut John Bowbly, seorang psikolog penggagas  attachment theory, mengatakan kedekatan emosional ditandai dengan adanya kasih sayang, rasa hormat serta rasa peduli yang sungguh-sungguh untuk orang-orang yang spesial dalam hidup setiap individu.

“Kedekatan emosional untuk memperoleh makna keluarga yang berharga, bukanlah sesuatu yang dapat terjadi dengan sendirinya. Anggota keluarga perlu meluangkan waktu dengan berkumpul atau berkegiatan bersama, agar terjalin komunikasi yang efektif. Maka, kebersamaan keluarga menjadi hal yang paling utama untuk dilakukan. Karena kualitas tidak akan tercipta tanpa adanya kuantitas,” kata Ratih Ibrahim, Psikolog Keluarga, mendukung teori John Bowbly saat acara SariWangi Tea Camp di Subang, Jawa Barat pada 16 – 17 November 2013 lalu.

Anak yang tumbuh dalam keluarga yang utuh dan hangat, umunya memiliki rasa percaya diri yang tinggi, lebih mudah berkonsentrasi dan memiliki jiwa-raga yang sehat. Maka dari itu, ciptakan rasa nyaman dalam diri anak, jangan sampai mereka merasa lebih aman berada di lingkungan luar. Meski kini, inovasi pada teknologi memudahkan orang untuk berkomunikasi dari mana pun, tetapi bagi anak kehadiran fisik orangtua tetap dibutuhkan.

Ratih mencontohkan, “Berkumpul setelah makan malam dan saling menceritakan keseharian masing-masing merupakan cara paling muda bagi segala macam tipe keluarga. Bila disertai canda tawa dan sambil minum teh hangat, kepenatan akan hilang dan anggota keluarga akan lebih leluasa untuk mengekspresikan diri mereka.”

Ternyata, beberapa keluarga Indonesia telah membuktikan bahwa efek dari komunikasi yang terjalin hangat antaranggota keluarga, memiliki manfaat berarti terhadap perkembangan fisik dan psikis anak.

Dalam kompetisi berbagi cerita yang baru saja usai diadakan oleh SariWangi sejak Juni sampai Oktober 2013 silam, terkumpul 10 keluarga yang berhasil memanfaatkan waktu berkualitas disela-sela kesibukan mereka.

Seperti Lisa Hartini dari Sukoharjo, Jawa Tengah, yang memiliki dua anak menuturkan bahwa kebiasaan orangtuanya dahulu yang suka menceritakan dongeng sebelum tidur sudah menjadi tradisi yang ia lakukan untuk anaknya.

Lain cerita dengan keluarga Rina Susanti dari Tanggerang, yang memiliki kebiasaan untuk berpetualang dengan alam menjadi kebiasaan mereka yang menghibur tanpa usaha berat. Petualangan tersebut mereka lakukan di teras rumah sendiri.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com